PIKIRAN RAKYAT – Menteri Lingkungan Hidup sekaligus Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (LH/BPLH) Hanif Faisol Nurofiq mengatakan bahwa Indonesia siap menjalankan komitmennya dalam pengelolaan keanekaragaman hayati melalui Indonesia Biodiversity Strategy and Action Plan (IBSAP) 2025–2045.
Hal itu disampaikan Hanif ketika bertemu dengan Raja Charles III dalam acara “Nature Action” yang digelar di London, Inggris.
Dalam pertemuan tersebut, Hanif Faisol menyampaikan kesiapan Indonesia untuk menindaklanjuti hasil pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Raja Charles III pada 22 November 2024 lalu.
Sebelumnya Presiden Prabowo dan Raja Charles telah membahas peluang kerja sama dalam peningkatan pengelolaan keanekaragaman hayati.
Menurut Hanif, IBSAP 2025–2045 menjadi bukti perhatian Indonesia terhadap pelestarian keanekaragaman hayati. Komitmen ini juga sejalan dengan mandat Kunming-Montreal Global Biodiversity Framework (KMGBF) yang telah disepakati dalam Konferensi Para Pihak (COP) Konvensi Keanekaragaman Hayati ke-15 di Kunming dan Montreal.
Hanif menjelaskan, salah satu aspek penting dalam pelaksanaan IBSAP, adalah membangun tata kelola untuk mobilisasi sumber daya pendanaan konservasi.
“Khususnya dari sektor swasta, melalui berbagai mekanisme investasi serta skema Akses dan Pembagian Manfaat (Access and Benefit Sharing),” kata Hanif dalam keterangannya yang diterima “PR”, Minggu 29 Juni 2025.
Selain bertemu dengan Raja Charles III, Hanif juga mengadakan pertemuan dengan Menteri Lingkungan, Pertanian, dan Perdesaan Inggris (DEFRA), Menteri Luar Negeri, Persemakmuran dan Pembangunan Inggris (FCDO), Utusan Inggris Untuk Kkimat, Ketua Komisi Perubahan Iklim Inggris, Ketua Panel Penasehat International untuk Kredit Biodiversity, serta beberapa calon pembeli potensial karbon.
Menteri LH dan rombongan juga melakukan kunjungan ke Taman Nasional South Downs National Park di Sussex untuk menjajagi kerjasama Ekspedisi WALLACE dan peluang Aset Benefit Sharing terhadap spesies dari negara indonesia yg didayagunakan di luar negeri.
“Ini menjadi contoh konkret kolaborasi antara pelestarian alam dan pendanaan berkelanjutan,” imbuh Hanif Faisol.(*)
