Mentan Amran usulkan target serapan beras Bulog naik jadi 4,5 juta ton

Mentan Amran usulkan target serapan beras Bulog naik jadi 4,5 juta ton

Jakarta (ANTARA) – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengusulkan perubahan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2025 untuk meningkatkan target serapan beras oleh Perum Bulog dari yang semula 3 juta ton menjadi 4,5 juta ton.

Menurut Amran, langkah itu mendesak karena target serapan beras tahun ini sudah hampir mencapai angka 2,7 juta ton, menyisakan hanya 300 ribu ton lagi yang bisa diserap berdasarkan Inpres yang berlaku saat ini.

“(Jika Inpres tidak segera diubah) satu bulan ke depan tidak ada pembelian beras lagi (oleh Bulog) padahal masuk panen kedua,” kata Amran dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI–yang membidangi pertanian, kehutanan, dan kelautan, di Jakarta, Rabu.

Amran mengatakan stok beras nasional saat ini melimpah, bahkan melebihi kapasitas gudang Bulog. Data terkini menunjukkan sisa stok tahun lalu sebanyak 1,7 juta ton, dengan tambahan serapan baru pada tahun ini mencapai 2,6 juta ton dalam kurun waktu enam bulan.

Menurut Amran, angka itu jauh melampaui rata-rata serapan maksimal lima tahun terakhir yang hanya 1,2 juta ton per tahun.

Untuk menampung stok yang melimpah ini Bulog telah menyewa gudang tambahan berkapasitas 1,2 juta ton yang saat ini hampir penuh karena digunakan juga untuk menyerap jagung, katanya, menjelaskan.

Dengan demikian, total kapasitas gudang yang dimiliki Bulog saat ini sudah mencapai lebih dari 4 juta ton, padahal kapasitas standar Bulog hanya 3 juta ton.

Oleh karena itu, Amran mengatakan meminta restu Komisi IV DPR RI untuk merevisi Inpres terkait target serapan beras agar Bulog bisa menyerap beras hasil panen petani pada musim panen mendatang.

Ia juga mengatakan tengah mendesak percepatan rapat koordinasi (Rakor) untuk Inpres baru ini agar tidak terjadi keterlambatan dalam penyerapan hasil panen kedua yang akan tiba di bulan Agustus.

Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.