Menko PMK Pratikno (belakang tengah) bersama 14 pejabat pimpinan tinggi madya dan staf khusus menteri yang dilantik hari ini di Kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat, pada Selasa (14/1/2025). (ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari)
Menko PMK sebut pentingnya `work life balance` saat lantik eselon 1
Dalam Negeri
Editor: Novelia Tri Ananda
Selasa, 14 Januari 2025 – 13:35 WIB
Elshinta.com – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno menyebut pentingnya keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan atau work life balance saat melantik para pejabat pimpinan tinggi madya atau setara eselon I.
“Work life balance penting, karena tugas kita bukan hanya memberikan laporan yang bagus-bagus, melainkan kita harus menjadi teladan dalam bidang pembangunan manusia dan kebudayaan,” katanya di Kantor Kemenko PMK di Jakarta Pusat, Selasa.
Terdapat 14 pejabat eselon I yang dilantik hari ini untuk mengisi jabatan pimpinan tinggi madya dan staf khusus menteri, serta 43 tamu penting yang diundang.
“Kami berhasil membentuk tim melalui perjuangan yang luar biasa panjang, tidak mudah untuk menarik putra-putri bangsa terbaik bergabung dengan kami, ini kebahagiaan luar biasa bagi saya,” ujar dia.
Ia menegaskan seluruh pegawai di Kemenko PMK harus sehat secara fisik maupun mental, dengan modalitas berupa soliditas dan loyalitas kepada pemerintah, karena harus mengurus berbagai bidang, mulai dari kesehatan, pendidikan, hingga keluarga.
“Tugas kita mengurus sumber daya manusia, Kemenkes itu di bawah koordinasi kita, artinya kita mengurus, memikirkan kesehatan rakyat Indonesia, jangan sampai kita sendiri tidak sehat, sehat bukan hanya fisik, tetapi mental, juga moral,” tuturnya.
Selain itu, menurutnya, seluruh pejabat pemerintah juga mesti merepresentasikan jati diri bangsa dan menjadi teladan.
“Kita mengurusi pendidikan anak-anak Indonesia, jangan sampai anak-anak kita tidak terurus pendidikannya, kita juga mengurus keluarga Indonesia, jangan sampai kita tidak bisa memberikan teladan melalui keluarga kita,” paparnya.
Ia mengemukakan pentingnya bekerja cerdas untuk meningkatkan produktivitas.
“Kita diberikan mandat dan difasilitasi negara untuk produktif, itu harus dijalankan secara cerdas. Pekerjaan semakin banyak, tetapi bukan berarti waktu lembur semakin lama. Inovasi menjadi kunci smart ministry, waktu semakin sedikit, produktivitas meningkat,” tuturnya.
Sumber : Antara