Menilik Masjid Apung di Kali Cengkareng, dari Limbah Jadi Rumah Ibadah
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Di tengah tenangnya Kali Cengkareng Drain, Jakarta Barat, sebuah pemandangan tak biasa mencuri perhatian pada Minggu (10/8/2025).
Dua petugas Unit Pengelolaan Sampah (UPS) Badan Air Kecamatan Cengkareng tampak sibuk membuka terpal biru yang menutupi bangunan unik di tepian sungai sepanjang 2,95 kilometer itu.
Begitu terpal tersingkap, fasad menyerupai masjid perlahan terlihat, berdiri tenang di atas permukaan air.
Bangunan itu bukan dari kayu, batu bata, atau beton, melainkan dari ratusan botol plastik bekas yang tersusun rapi.
Masjid apung ini lahir dari tangan-tangan telaten petugas UPS Cengkareng yang sehari-hari bergelut dengan tumpukan sampah sungai.
Alih-alih dibuang, botol-botol plastik yang mereka kumpulkan diubah menjadi karya penuh makna, memadukan fungsi tempat ibadah, edukasi lingkungan, dan estetika.
“Semua bahan plastiknya kami kumpulkan dari hasil pilah sampah di sungai. Kami pastikan botol-botolnya punya corak dan warna yang sama, supaya rapi,” ujar salah satu petugas Haidir (bukan nama sebenarnya) saat berbincang dengan
Kompas.com
, Minggu.
Bangunan berukuran 6×4 meter ini didominasi warna hijau di area dinding, sementara atapnya melengkung indah dari botol oranye yang menyerupai genting.
Bangunan ini sekilas tampak seperti masjid pada umumnya. Meski berbahan plastik, pilar-pilarnya dibuat lowong, menyerupai pilar masjid sungguhan.
Belum lagi empat kubah berwarna emas lengkap dengan ornamen menyerupai bulan sabit di puncaknya, dipasang di tiga sudut luar dan satu di bagian tengah, layaknya kubah masjid tradisional.
Saat
Kompas.com
mencoba menapaki bangunan itu, tak terasa ada guncangan.
Haidir menjelaskan, masjid apung ini dirakit di atas
trash barrier
atau alat penahan sampah di sungai. Nantinya, masjid apung tersebut akan dilepas untuk mengapung sepenuhnya di perairan.
Konstruksinya ringan namun kokoh, bisa menampung hingga 20 orang.
“Kurang lebih bisa mencapai 20 orang,” kata dia.
proses pembuatan masjid apung ini tentu tak instan. Tak semua botol bisa digunakan. Petugas harus memilah botol sesuai ukuran, bentuk, dan warna.
Botol yang sudah dipilih kemudian dicuci bersih, dikeringkan, dan diberi penutup rapat agar tetap mengapung.
Dibutuhkan waktu berminggu-minggu, hingga menyusunnya menjadi struktur bangunan yang kuat dan tahan goyangan arus air.
“Ini semua bahannya kita kumpulin. Sehabis ngangkutin sampah, kita pilah. Untuk waktunya sendiri saya tidak tahu pasti, yang jelas sampai lah tiga bulan,” kata Haidir.
“Tapi teman teman juga bikinnya kala senggang setelah pekerjaan mungutin sampah beres, langsung bikin perahunya,” lanjut dia.
Saat siang hari, pantulan sinar matahari membuat botol-botol plastik berkilau.
Menjelang sore, cahaya yang menembus plastik hijau menciptakan nuansa lembut di permukaan air. Tak jarang, warga sekitar singgah untuk melihat lebih dekat atau berfoto.
Dari kejauhan, masjid ini tampak seperti bangunan permanen di dermaga. Padahal, masjid itu mengapung sepenuhnya di air.
Namun, pengerjaan masjid belum rampung. Petugas masih perlu waktu untuk menyempurnakan bangunan, sebelum nantinya masjid apung ini dipersiapkan untuk lomba antar-tim UPS Badan Air.
Tahun ini, 42 kecamatan di Jakarta plus satu tim khusus untuk area segmen Sungai Ciliwung ikut berpartisipasi dalam acara tersebut.
Rencananya, karya-karya kreatif ini akan diarak dan dipamerkan dalam acara yang kemungkinan besar digelar pada 27–28 September 2025.
Bagi Haidir dan rekan-rekannya, masjid apung bukan hanya proyek untuk lomba. Bangunan ini adalah bukti bahwa sampah plastik yang selama ini dianggap masalah bisa menjadi sumber karya yang bermanfaat.
“Kalau orang lihat, semoga mereka jadi sadar, plastik itu bisa dipakai lagi, enggak cuma jadi sampah,” kata Haidir.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Menilik Masjid Apung di Kali Cengkareng, dari Limbah Jadi Rumah Ibadah Megapolitan 10 Agustus 2025
/data/photo/2025/08/10/6898602f01324.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)