Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Menikmati Keindahan dan Sejarah Pura Taman Ayun, Warisan Dunia dari Bali

Menikmati Keindahan dan Sejarah Pura Taman Ayun, Warisan Dunia dari Bali

Badung, Beritasatu.com – Pura Taman Ayun terletak di Kabupaten Badung, Bali, menjadi salah satu tujuan wisata utama bagi para wisatawan, khususnya wisatawan asing yang ingin menghabiskan liburan akhir tahun di pulau ini. Bahkan, Pura Taman Ayu merupakan warisan dunia dari Bali.

Bali, dengan keindahan alam, seni, dan budaya yang khas, memang selalu menjadi daya tarik yang tak pernah surut. Pura Taman Ayun, yang terletak di Desa Mengwi, menawarkan pemandangan alam yang indah dan asri.

Dikelilingi oleh kolam yang jernih dan lingkungan yang hijau, pura ini memberikan pengalaman spiritual dan ketenangan bagi para pengunjungnya.

Pada 2002, Pemerintah Provinsi Bali mengusulkan Pura Taman Ayun kepada UNESCO untuk dimasukkan dalam daftar World Heritage. Akhirnya pada 2012, Pura Taman Ayun diakui sebagai salah satu situs warisan budaya dunia oleh UNESCO, sebuah pengakuan yang menambah nilai sejarah dan budaya tempat ini.

Pura Taman Ayun dibangun pada 1556 Saka atau sekitar tahun 1634 Masehi oleh Raja Mengwi, I Gusti Agung Putu. Pura ini dibangun sebagai tempat pemujaan leluhur Raja Mengwi untuk memohon kesejahteraan dan berkah. Sebagai salah satu pura terbesar di Bali, Pura Taman Ayun menyuguhkan pengalaman wisata religi yang luar biasa.

Pura ini terbagi menjadi beberapa bagian, mulai dari pelataran luar hingga tiga pelataran dalam. Pelataran luar terletak di sisi luar kolam, dengan jembatan yang melintasi kolam menuju pintu gerbang utama berupa gapura.

Di pelataran pertama, terdapat sebuah kolam yang dipenuhi teratai, dengan sebuah tugu yang memancarkan air ke sembilan arah mata angin.

Selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), Pura Taman Ayun terlihat lebih ramai oleh wisatawan asing dibandingkan wisatawan domestik. Berdasarkan informasi dari pengelola pura, jumlah pengunjung saat ini cenderung menurun dibandingkan tahun lalu, dengan rata-rata pengunjung harian sekitar 300 orang, sementara tahun lalu bisa mencapai 500 orang setiap hari selama liburan.

Pemandu wisata Ibu Metri menjelaskan, penurunan jumlah wisatawan asing di akhir tahun memang terjadi, karena banyak dari mereka yang memilih untuk berlibur pada bulan Juni hingga September. 

“Untuk wisatawan asing, mereka lebih memilih berlibur pada musim panas, sementara di akhir tahun mereka lebih memilih untuk berlibur di negara mereka sendiri,” katanya kepada awak media, Sabtu (28/12/2024).

Menurutnya, wisatawan domestik justru semakin ramai mengunjungi Pura Taman Ayun, terutama di masa libur Nataru.

Bagi wisatawan yang ingin mengunjungi Pura Taman Ayun, tiket masuk dikenakan biaya sebesar Rp 30.000 untuk wisatawan asing dan Rp 15.000 untuk wisatawan domestik.

Sebelum memasuki area pura, pengunjung diwajibkan mengenakan kamen atau sarung sebagai penghormatan terhadap tempat suci ini. Bagi wanita yang sedang datang bulan, mereka hanya diperbolehkan mengunjungi area wantilan saja.

Dengan sejarahnya yang kaya dan pemandangan alam yang memukau, Pura Taman Ayun tetap menjadi salah satu destinasi wisata terbaik di Bali yang tak boleh dilewatkan.