Mengunjungi Teluk Atong Bahari, Pesona Pantai Andalan di Ujung Perbatasan NKRI
Tim Redaksi
KALIMANTAN BARAT, KOMPAS.com —
Desa Wisata Temajuk di Paloh, Sambas, Kalimantan Barat, memikat wisatawan dengan pesona Teluk Atong Bahari.
Terletak di ujung negeri, desa ini menawarkan pantai berpasir putih, deburan ombak yang lembut, dan angin laut yang menyapu pepohonan kelapa, sekaligus menjadi wajah lain dari perbatasan Indonesia–Malaysia.
Desa yang berbatasan langsung dengan Teluk Melano, Malaysia, ini mulai menggeliat sebagai destinasi wisata yang terletak di Jalan Meludin Teluk Melano, sekitar lima kilometer dari gerbang perbatasan Temajuk.
Pantauan
Kompas.com,
jalan menuju desa masih berupa bebatuan dan pasir, dengan beberapa lubang kecil di titik-titik tertentu.
Sesampainya di pintu masuk desa, papan bertuliskan “Selamat Datang di Desa Wisata Temajuk” menandai bahwa pengunjung tiba di ujung negeri.
Dari jalan, terdengar suara deburan ombak perlahan, disertai angin laut yang membawa aroma asin khas pesisir dan gesekan daun kelapa yang menambah kesan alami.
Beberapa penginapan sederhana dan warung makan siap menyambut wisatawan yang ingin singgah lebih lama.
Salah satu destinasi unggulan adalah Pantai Teluk Atong Bahari, yang dibuka sejak 2009. Papan nama besar berwarna merah bertuliskan “Teluk Atong Bahari” berdiri menghadap laut, menjadi spot favorit pengunjung untuk berfoto.
Pengunjung juga dapat duduk di kursi panjang di bawah rindangnya pohon cemara laut dan kelapa, sambil menikmati pemandangan sunset.
Fasilitas pendukung seperti kafe dan warung yang menjual makanan serta minuman ringan pun tersedia. Salah satu minuman favorit wisatawan adalah es kelapa muda dengan tambahan gula khas Malaysia.
Maulid (35), karyawan kafe yang membantu pengembangan kafe milik pamannya sejak 2015, mengungkapkan perkembangan kunjungan wisatawan di Temajuk.
“Pengunjung di sini dulu masih musiman, sekarang tiap minggu pasti ada pengunjung. Buka dari pagi sampai malam. Kalau tamu datang tengah malam pun tetap kami layani walau sudah tutup,” ujarnya.
Pengunjung datang tak hanya dari Sambas, tetapi juga dari Pontianak, Ketapang, hingga Jagoi, bahkan warga Malaysia sesekali melintas untuk berwisata.
Dalam sehari, kawasan ini bisa dikunjungi hingga 50 orang, sementara di akhir pekan jumlahnya bisa lebih dari 100 wisatawan.
Pada momen Lebaran, pengelola menyebut penghasilan bisa mencapai ratusan juta rupiah. Di luar musim liburan, penghasilan rata-rata per bulan berkisar Rp30 juta hingga Rp40 juta.
Salah satu pengunjung lokal, Tom (19), mengatakan bahwa Pantai Teluk Atong Bahari menjadi tempat favorit untuk melepas penat.
“Kalau sore enak sekali, anginnya sejuk dan ombaknya tenang. Cukup sering ke pantai sini, bareng teman-teman juga,” ujarnya.
Maulid menambahkan harapan masyarakat dan pengelola terhadap pemerintah, terutama terkait akses jalan.
“Pemerintah sudah cukup membantu, tinggal perbaikan jalan saja. Kalau jalan lebih bagus, pasti wisata akan lebih ramai,” katanya.
Desa Temajuk kini menjadi wajah lain dari perbatasan Indonesia. Bukan hanya soal garis batas negara, tetapi juga potensi wisata yang dapat menghidupkan ekonomi warga di ujung negeri.
Liputan ekspedisi wilayah perbatasan ini merupakan kerjasama Kompas.com dengan Badan Nasional Pembangunan Perbatasan (BNPP).
Selain di PLBN Aruk, ekspedisi serupa juga dilaksanakan di PLBN Motaain dan PLBN Motamasin.
Anda dapat mengikuti kisah perjalanan kami beserta liputan perayaan ulang tahun Indonesia di topik pilihan
HUT ke-80 RI 2025.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Mengunjungi Teluk Atong Bahari, Pesona Pantai Andalan di Ujung Perbatasan NKRI Megapolitan 18 Agustus 2025
/data/photo/2025/08/18/68a33c34dd668.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)