Menguak Rahasia Asap Hitam dan Putih Konklaf, Sains di Balik Pemilihan Paus Baru – Page 3

Menguak Rahasia Asap Hitam dan Putih Konklaf, Sains di Balik Pemilihan Paus Baru – Page 3

Energi dari nyala api awalnya dipakai untuk menguapkan air, membuat suhu api tetap rendah. Akibatnya, banyak molekul besar dalam tar tidak terbakar sempurna, sehingga menghasilkan jelaga dan asap hitam.

Namun, setelah kelembapan menguap seluruhnya, api mulai membakar dengan lebih efisien, sehingga asap yang dihasilkan warnanya jauh lebih terang. Kondisi ini pun sempat memicu kebingungan, seperti seperti pada konklaf tahun 1939 dan 1958.

Untuk itu, pada 1970-an, metode itu digantikan dengan campuran kimia yang lebih presisi, sehingga warna asap yang dihasilkan bisa lebih jelas.

Pada konklaf 2013, Vatikan pun sempat mengonfirmasi soal campuran yang dipakai untuk membuat asap yang berbeda warna.

Untuk menghasilkan asap warna hitam, campuran bahan kimia yang digunakan adalah kalium perklorat, antrasena, serta sulfer. Ketika campuran itu dibakar bersama surat suara, proses pembakarannya menjadi tidak sempurna.

Pembakaran itu akan menghasilkan sejumlah besar partikel karbon yang tidak terbakar. Dengan melimpahnya partikel karbon tersebut, yang dikenal sebagai jelaga, asap yang dihasilkan pun menjadi sangat pekat dan berwarna hitam.

Asap hasil pembakaran ini mirip dengan asap yang muncul dari pembakaran minyak atau karet. Sebab, komponen itu memang dikenal kaya akan partikel berbasis karbon.