Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Kukuh Kurniawan
TRIBUNJATIM.COM, MALANG – Kota Malang sebagai kota yang sarat akan sejarah, menyimpan banyak cerita menarik termasuk dalam dunia kuliner.
Tidak banyak yang tahu, bahwa Kota Malang memiliki produk kuliner minuman legendaris yaitu Siropen Leo.
Siropen Leo sendiri diproduksi secara rumahan di pabriknya yang terletak di Jalan Brigjen Katamso Kecamatan Klojen. Sirop ini pertama kali diproduksi pada tahun 1948 oleh generasi pertama, yakni Tjan Ing Jan.
Dan kini, sirop legendaris tersebut dikelola oleh generasi keempat, yakni Daniel Hartono. Ia pun tetap mempertahankan resep turun temurun dari kakek buyutnya, yaitu memakai gula pasir tebu tanpa pemanis buatan.
“Dahulu kalau tidak salah, tempat produksi atau pabriknya itu berada di kawsan sekitaran Jalan Zaenal Zakse. Lalu sekitar tahun 1980, pindah ke Jalan Brigjen Katamso sampai sekarang,” ujarnya kepada TribunJatim.com, Jumat (14/3/2025).
Dirinya menjelaskan pada awal mula berdiri, kakek buyutnya itu memproduksi sirop dengan varian rasa terbatas. Yaitu rose, leci, dan cocopandan.
“Tentunya, usaha sirop ini terus kami kembangkan. Dan kini total sudah ada 11 varian rasa yaitu blewah, lemon squash, coffee mocca, leci putih, leci hijau, rosen, frambozen, aardbeien atau strawberry, cocopandan, melon, dan anggur,” terangnya.
Disamping resep, cara pembuatannya pun masih mempertahankan cara tradisional dan manual. Mulai dari pemasakan, pengisian sirop ke dalam botol hingga menempel label.
Untuk alur pembuatan, yaitu gula dengan air dan bahan-bahan lainnya dicampur dan dimasak jadi satu hingga benar-benar larut. Setelah itu, disaring bersih dan didinginkan.
“Selanjutnya diberi perasa dan warna lalu dimasukkan ke dalam kemasan botol. Dari sekian proses itu, yang paling lama ya proses pendinginannya,” ungkapnya.
Berkat eksistensinya, sirop legendaris ini memiliki pangsa pasar sendiri. Untuk di Kota Malang, dipasarkan di toko-toko tertentu.
“Selain dalam kota, kami juga mengirimkannya ke luar kota. Karena beberapa konsumen ada yang tinggal di Semarang, Solo, Bandung bahkan Bali,” tandasnya.