Mengenal Kehidupan Suku Naulu di Dusun Sepa Maluku

Mengenal Kehidupan Suku Naulu di Dusun Sepa Maluku

Liputan6.com, Maluku – Suku Naulu merupakan salah satu suku asli Maluku. Mereka masih mempertahankan beberapa tradisi klasiknya dalam kehidupan sehari-hari.

Suku Naulu merupakan sekelompok masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir selatan Pulau Seram, Maluku. Tepatnya, di Dusun Sepa, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah.

Mengutip dari indonesiakaya.com, masyarakat Suku Naulu dan Suku Huaulu sebenarnya masih berada dari satu nenek moyang. Konon, mereka berasal dari satu ayah dengan ibu berbeda.

Namun karena permasalahan adat, keduanya dipisahkan ke utara dan selatan. Kedua suku ini pun masing-masing berkembang pesat menjadi Naulu dan Huaulu.

Hal ini pula yang melatarbelakangi kemiripan beberapa tradisi asli mereka. Hal ini juga terlihat dari penggunaan kain merah yang disebut kain berang oleh setiap laki-laki dewasa dalam suku tersebut.

Suku Naulu yang hidup di Dusun Sepa memiliki lokasi yang lebih dekat dengan kehidupan modern. Oleh sebab itu, mereka cenderung lebih modern dan lebih maju dalam hal pembangunan.

Dusun Sepa memiliki lima permukiman yaitu Bonara, Naulu Lama, Hauwalan, Yalahatan, dan Rohua. Meski memiliki kehidupan lebih modern, tetapi masyarakat Suku Naulu memiliki beberapa tradisi yang cukup mengerikan untuk diterapkan dalam kehidupan modern.

Salah satu tradisi Suku Naulu yang paling terkenal adalah tradisi memenggal kepala. Tradisi ini dilakukan sebagai ritual dalam beberapa upacara adat, salah satunya upacara pendirian rumah adat baru.

Mereka membutuhkan tengkorak kepala manusia sebagai ritual persembahan kepada dewa. Tradisi pemenggalan kepala juga merupakan tanda kedewasaan dari para kaum pria Naulu.

Zaman dahulu, seorang anak laki-laki harus menyerahkan sebuah kepala terpenggal kepada warga desa. Hal itu merupakan pembuktian bahwa ia sudah dewasa.

Namun saat ini, tradisi mengerikan tersebut sudah dilarang secara hukum. Pada 2005, terjadi tragedi kriminal yang berlatar belakang tradisi ini.