Mengenal Arboretum Titik Nol Sungai Brantas dan Keanekaragaman Hayatinya

Mengenal Arboretum Titik Nol Sungai Brantas dan Keanekaragaman Hayatinya

Liputan6.com, Malang – Suasana sunyi sangat terasa di Arboretum Sumber Brantas. Hanya gemerisik dedaunan dan suara serangga hutan yang memecah keheningan. Lumut tebal melapisi akses jalan setapak seolah permadani alami di dalam kawasan ini.

Di ujung jalan setapak, ada bebatuan dengan lubang berdiameter sekitar 1 meter mengalirkan air berdebit 2,5 liter per detik. Rasa segar terasa begitu meneguk air langsung dari sumbernya. Inilah Arboretum juga dikenal sebagai Titik Nol Sungai Brantas.

Disebut Titik Nol Brantas sebab air dari sumber ini kemudian mengalir ke bawah. Bersama sumber mata air lain di bawahnya lalu membentuk aliran Sungai Brantas, melintasi 11 kabupaten dan 4 kota di Jawa Timur. Air melintas ke Kota Batu, Malang, Blitar, Tulungagung, Kediri, Jombang, dan Mojokerto. Di Mojokerto, aliran Sungai Brantas lalu terbelah menjadi dua yakni mengarah ke Surabaya menjadi Kali Mas yang bermuara ke Selat Madura dan satu lagi Sungai Porong menuju ke Sidoarjo.

Sungai Brantas menyangga kehidupan sepertiga masyarakat Jawa Timur. Turut membentuk peradaban di wilayah ini sejak masa lampau. Pada abad ke 8 Masehi silam, berdiri Kerajaan Hindu Buddha bernama Kanjuruhan yang bercorak agraris di Daerah Aliran Sungai Brantas.

Arboretum Sumber Brantas memiliki luas area sekitar 12 hektare dan berada di ketinggian 1.500 meter di atas permukaat laut (mdpl). Secara aministratif masuk wilayah Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu dan berstatus kawasan konservasi. Masuk ke dalam Arboretum harus ada izin khusus dari Perum Jasa Tirta 1 selaku pengelola kawasan. Izin hanya diperkenankan untuk kepentingan penelitian dan sejenisnya, sebab tempat ini tidak dibuka dan bukan tempat wisata.

Arboretum Sumber Brantas di Kota Batu, Jawa Timur, juga disebut sebagai titik nol Sungai Brantas. Arboretum ditetapkan sebagai kawasan konservasi untuk melindungi pelestarian hulu Brantas yang kini semakin kritis. Tempat ini di bawah pengelolaan Peru…