TRIBUNNEWS.COM – Pada Minggu, 30 Maret 2025, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengeklaim bahwa Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, berusaha untuk menarik diri dari kesepakatan terkait logam tanah jarang.
Apa yang menyebabkan situasi ini menjadi begitu kompleks?
Apa Itu Kesepakatan Logam Tanah Jarang?
Kesepakatan yang diusulkan ini melibatkan permintaan Gedung Putih agar Ukraina memberikan bagian dari pendapatan dari sumber daya mineralnya selama bertahun-tahun, disertai dengan bunga, sebagai imbalan atas bantuan militer yang diterima Ukraina.
Trump menegaskan, jika Zelensky menolak kesepakatan ini, dia akan menghadapi masalah besar.
Pernyataan ini mencuat saat Trump bertemu dengan beberapa anggota Kongres AS.
Meskipun Zelensky dikatakan terbuka terhadap kesepakatan tersebut, ia tampak berhati-hati dengan ketentuan yang diajukan.
Pada konferensi keamanan di Munich pada 14 Februari, Zelensky secara tegas menolak untuk menandatangani perjanjian yang akan memberikan 50 persen dari cadangan logam tanah jarang Ukraina kepada AS.
Keputusan ini diambil setelah melakukan pembicaraan dengan para pemimpin AS, sebagaimana dilaporkan oleh The Washington Post.
Apa Reaksi Zelensky Terhadap Kesepakatan Ini?
Zelensky, dalam pernyataannya di media sosial, mengungkapkan bahwa meskipun ada niat untuk melanjutkan diskusi, ia merasa perlu untuk melakukan peninjauan mendalam terhadap kesepakatan yang diajukan.
Ia mengingatkan bahwa timnya akan terus bekerja pada dokumen tersebut dan menekankan pentingnya mencapai perdamaian yang nyata dan terjamin.
“Saya rasa dia tidak suka diberi sesuatu yang hanya bisa diterima atau ditolak,” ungkap salah satu sumber yang mengetahui diskusi tersebut.
Menurut laporan dari Reuters, Zelensky juga mengusulkan kesepakatannya sendiri yang dianggap lebih sesuai dengan konstitusi Ukraina.
Mengapa Kesepakatan Ini Menjadi Kontroversial?
Sejumlah sumber menyebut bahwa rancangan kesepakatan yang diajukan oleh AS dinilai terlalu berat sebelah.
Namun, detail mengenai masalah ini tidak dijelaskan lebih lanjut.
Dalam pernyataan resmi, kantor Zelensky mengkonfirmasi bahwa Ukraina dan AS sepakat untuk melanjutkan penyusunan dokumen tentang kemitraan ekonomi, tetapi tetap menegaskan tuntutan Ukraina atas jaminan keamanan yang nyata.
Zelensky juga bertemu dengan delegasi anggota DPR AS yang dipimpin oleh Perwakilan Michael Turner.
Pertemuan ini difokuskan pada situasi di medan perang dan ancaman dari keterlibatan Korea Utara dalam konflik yang sedang berlangsung.
Dalam konteks ini, Zelensky menekankan perlunya jaminan keamanan yang dapat diandalkan.
Kesimpulan: Apa Langkah Selanjutnya untuk Ukraina dan AS?
Ketika proses negosiasi berjalan, pertanyaan penting yang muncul adalah:
bagaimana kedua negara akan menemukan jalan tengah yang saling menguntungkan?
Sementara Zelensky menunjukkan ketelitian dalam menangani kesepakatan ini, banyak pihak yang berharap agar hubungan antara Ukraina dan AS dapat terus terjalin demi keamanan dan stabilitas di kawasan.
Dengan situasi yang masih dinamis, perhatian kini beralih pada langkah-langkah berikutnya yang akan diambil oleh kedua belah pihak.
Apakah mereka mampu mencapai kesepakatan yang memuaskan semua pihak, atau apakah ketegangan akan terus berlanjut?
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).