Aktivitas pertambangan ini telah berlangsung sejak beberapa dekade lalu dan memberikan kontribusi terhadap perekonomian lokal, meskipun juga menimbulkan tantangan dalam hal pelestarian lingkungan. Meskipun Pulau Gebe memiliki banyak potensi, akses menuju pulau ini masih tergolong sulit.
Untuk mencapai Pulau Gebe, wisatawan harus menempuh perjalanan laut dari Kota Ternate atau Pulau Halmahera dengan kapal laut, yang bisa memakan waktu beberapa jam hingga seharian tergantung pada kondisi cuaca.
Infrastruktur di pulau ini juga masih perlu dikembangkan, termasuk fasilitas penginapan, transportasi, dan layanan kesehatan. Namun, bagi para pencinta petualangan dan eksplorasi alam, keterpencilan Pulau Gebe justru menjadi daya tarik tersendiri, karena memberikan pengalaman yang lebih autentik dan jauh dari keramaian wisata massal.
Keunikan budaya masyarakat Pulau Gebe juga menjadi salah satu hal menarik yang patut diperhatikan. Penduduk setempat, yang mayoritas berasal dari suku-suku asli Maluku dan Papua, memiliki tradisi dan adat istiadat yang masih dijaga dengan baik.
Upacara adat, tarian tradisional, dan musik khas daerah sering dipertunjukkan dalam berbagai acara keagamaan dan sosial. Islam adalah agama mayoritas di Pulau Gebe, dan kehidupan masyarakatnya sangat kental dengan nilai-nilai religius yang harmonis dengan budaya lokal.
Sebagai destinasi wisata yang masih tergolong perawan, Pulau Gebe memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi salah satu tujuan ekowisata unggulan di Indonesia. Dengan pengelolaan yang tepat dan berkelanjutan, keindahan alam dan budaya Pulau Gebe dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
Pemerintah daerah bersama masyarakat setempat perlu bekerja sama dalam menjaga keseimbangan antara perkembangan ekonomi dan pelestarian lingkungan agar keunikan pulau ini tetap lestari bagi generasi mendatang.
Dengan keindahan alamnya yang luar biasa, kekayaan bawah laut yang memesona, serta kehidupan budaya yang khas, pulau ini layak menjadi salah satu destinasi wisata yang diperhitungkan di masa depan.
Penulis: Belvana Fasya Saad
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1706440/original/484b2dda7f1a08ce3e6e8fe87fe4b1c0-090918400_1505116374-1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)