Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Media Zionis: Kabar Buruk untuk Israel, Drone Houthi Akan Jauh Lebih Mematikan dengan Sel Hidrogen – Halaman all

Media Zionis: Kabar Buruk untuk Israel, Drone Houthi Akan Jauh Lebih Mematikan dengan Sel Hidrogen – Halaman all

TRIBUNNEWS.COM – Kelompok Houthi di Yaman dilaporkan akan memiliki drone atau pesawat nirawak yang jauh lebih mematikan.

Salah satu media besar Israel, Maariv, menganggap laporan itu sebagai kabar buruk bagi Israel.

Dengan mengutip laporan The New York Times, media Israel itu mengungkap upaya penyelundupan komonel sel bahan bakar hidrogen ke Yaman. Sel itu bisa memberi Houthi teknologi yang canggih.

Selama sekitar 1,5 tahun belakangan, Houthi menyerang Israel dengan rudal dan drone sebagai bentuk dukungan kepada rakyat Palestina di Jalur Gaza yang diinvasi Israel.

Houthi juga menargetkan kapal-kapal terafiliasi Israel di Laut Merah.

Kelompok itu sempat menghentikan aksinya setelah gencatan senjata Israel-Hamas di Gaza. Namun, baru-baru ini Houthi mengumumkan akan kembali menyerang kapal Israel.

Israel tidak sendirian menghadapi Houthi karena sekutunya, Amerika Serikat (AS), juga melancarkan serangan ke Yaman.

Para peneliti mendapai bahwa Houthi sudah mendapat teknologi anyar yang bisa membuat drone mereka sudah terdetaksi dan bisa terbang dalam jarak yang lebih jauh.

“Ini bisa memberi Houthi keunggulan berupa kejutan dalam melawan pasukan AS atau Israel jika pertempuran dilanjutkan,” ujar Taimur Khan, peneliti di organisasi Kajian Persenjataan Konflik yang melacak senjata-senjata dalam pertempuran di seluruh dunia.

Khan pergi ke Yaman barat daya pada bulan November 2024. Di sana dia mendokumentasikan sebagain sistem sel bahan bakar hidrogen yang disita dari perahu kecil di lepas pantai.

Sistem ini menghasilkan listrik lewat reaksi kimian antara oksigen dan atom-atom hidrogen yang terkompresi. Lalu, sistem ini mengeluarkan uap air dan hampir tidak ada panas atau suara berisik.

Drone Houthi saat ini ditenagai oleh mesin pembakaran atau baterai lithium yang mampu terbang hingga 1.200 km.

Akan tetapi, jika ditenagai sel bahan bakar hidrogen, drone itu akan mampu meningkatkan jangkauan jelajahnya hingga tiga kali lipat. Kemudian, pendeteksian lewat suara dan sendor inframerah akan lebih sulit.

Sel bahan bakar itu dilaporkan dibuat oleh perusahaan asal Tiongkok yang mengiklankan produknya untuk keperluan drone. Adapun tangki hidrogennya disamarkan agar terlihat seperti tangki oksiden.

Belum diketahui dengan pasti apakah sel itu datang langsung dari Tiongkok.

Biasanya perlengkapan senjata Houthi datang dari Iran. Namun, Khan mengatakan Houthi mendapatkan sendiri komponen itu sehingga mengindikasikan ada rantai pasokan baru dari pasar komersial. Hal itu membuat Houthi lebih independen dalam teknologi.

Adapun perahu berisi sel itu dista pada bulan Agustus 2024 oleh Pasukan Perlawanan Nasional Yaman.

Di dalam perahu juga ditemukan roket, mesin kecil buatan Eropa yang bisa menggerakkan rudal penjelajah, radar, sistem pelacakan kapal, dan ratusan drone komersial.

Teknologi hidrogen dianggap bukan hal baru karena NASA sudah pernah menggunakannya puluhan tahun lalu dalam misi ke Bulan. Meski demikian, penggunaannya dalam bidang militer baru dimulai pada tahun 2000-an saat perang Irak dan Afganistan.

Semenjak itu teknologi hidrogen menyebar dan makin sering digunakan dalam bidang militer dan drone komersial.

Ada beberapa kelebihan teknologi itu. Pertama, bisa menyimpan energi hingga tiga kali lipat daripada baterai lithium. Kedua, bobotnya ringan. Ketiga, meningkatkan stabilitas kamera pengintaian. Terakhir, berkurangnya kebutuhan untuk mengganti baterai.

Oraganisasi Kajian Persenjataan Konflik menolak mengungkapkan nama perusahaan Tiongkok yang memproduksi sel bahan bakar itu.

Houthi lanjutkan serangan terhadap kapal Israel

Tempo hari Houthi mengumumkan akan melanjutkan serangan terhadap kapal-kapal Israel setelah ultimatumnya kepada Israel tak digubris.

Sebelumnya, Houthi memberi Israel waktu empat hari untuk mengizinkan bantuan kemanusiaan kembali masuk ke Jalur Gaza.

Jika Israel tidak melakukannya, Houthi akan melanjutkan serangan di Laut Merah yang menargetkan kapal-kapal Israel.

“Jika setelah empat hari Israel terus mencegah masuknya bantuan ke Jalur Gaza, kami akan meneruskan operasi di laut untuk menyerang Israel,” kata pemimpin Houthi yang bernama Abdulmalik Al Houthi pada hari Jumat, (7/3/2025), dikutip dari The Times of Israel.

Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas yang mulai berlaku 19 Januari lalu, Israel diwajibkan mengizinkan masuknya bantuan ke Gaza.

Israel beberapa hari kemarin mengumumkan menghentikan aliran bantuan. Menurut Israel, alasannya adalah karena Hamas menolak usul dari Israel untuk memperpanjang gencatan senjata tahap awal dan pembebasan sandera.

Adapun ultimatum Houthi di aatas disampaikan beberapa hari sesudah Amerika Serikat (AS) menetapkan Houthi sebagai “organisasi teroris”.

Houthi mulai menyerang Israel setelah perang di Gaza meletus pada bulan Oktober 2023. Serangan itu adalah bentuk dukungan kepada warga Palestina di Gaza.

Israel mengklaim berhasil menangkis sebagian besar serangan Houthi. Namun, warga Israel sering harus berlarian ke tempat perlindungan pada malam hari ketika serangan dilancarkan.

Beberapa drone dan rudal yang ditembakkan Houthi sukses menghantam wilayah Israel, misalnya di Kota Tel Aviv dan Eilat.

(*)

Merangkum Semua Peristiwa