Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Mbak Ita : sudah Lewat Tahun Baru Alhamdilillah Nggak Banjir, PR Masih Wilayah Atas

Mbak Ita : sudah Lewat Tahun Baru Alhamdilillah Nggak Banjir, PR Masih Wilayah Atas

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menyatakan penanganan banjir di ibu kota Jateng menunjukan tren positif.

Sejumlah wilayah yang biasanya kerap diterjang banjir mulai berkurang. Bahkan, momen tahun baru yang biasanya tak luput dari banjir pun kini sudah terlewati. 

“Penanganan banjir, alhamdulilah sampai sekarang sudah melewati tahun baru, alhamdulillah tidak ada genangan air,” ungkap Ita, sapaannya, usai menghadiri rapat paripurna pembukaan masa persidangan II 2024 – 2025, Kamis (2/1/2025). 

Menurut Ita, penanganan banjir yang selama ini dilakukan sudah menunjukan hasil yang cukup baik. Saat di daerah lain diterjang rob, kini Semarang sudah bebas rob karena selesainya pembangunan sheet pile atau tembok penahan gelombang di Tambaklorok. 

Selain itu, banjir di wilayah muara juga tidak ada lagi mengingat sudah ada tambahan pintu air maupun pompa yang menjadi kewenangan Balai Besar Wilayag Sungai (BBWS) Pemali Juana. 

Namun, diakuinya, persoalan banjir justru muncul di wilayah atas yakni Tembalang. 

“Memang masalah di wilayah Tembalang kemarin. Kemarin ada limpasan. Ternyata, perumahan itu belum berizin, mulai dari KRK (keterangan rencana kota) dan sebagainya,” jelasnya.

Pihaknya berkomitmen untuk lebih menertibkan administrasi perizinan perumahan yang menjadi kewenangan Dinas Penataan Ruang (Distaru), Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), dan instansi terkait lainnya. 

“Jadi, salah satu ada di wilayah Tenggang Dringin, muara tidak banjir, tapi masih ada beberapa yang jadi PR. Saya lihat di reses dewan, wilayah Tembalang, wilayah Sungai Pengagron, itu kewenangan BBWS,” ujarnya. 

Ita mengaku, sudah intens berkomunikasi dengan BBWS, termasuk proses lelang normalisasi Sungai Tenggang. Dia berharap, masyarakat bersabar menunggu normalisasi Sungai Tenggang. 

“Mohon bersabar. Kalau berkolaborasi dengan pemerintah pusat perlu proses,” ucapnya. 

Lebih lanjut, Ita mengatakan, penanganan banjir tidak hanya dari sisi normalisasi Kesadaran masyarakat tentang kebersihan lingkungan. 

“Sekarang (banjir) sudah mulai berkurang. Tapi, memang masih ada hal, bukan hanya penanganan dari sisi normalisasi. Tapi, kesadaran masyarakat untuk membuang sampah,” ujarnya. 

Ita menilai, samangat gotong royong dan kerja bakti perlu dibangun kembali. Hal itu sangat diperlukan untuk menjaga kondisi lingkungan, misalnya pembenahan saluran, pengerukan sedimen. Dia juga meminta lurah dan camat peka terhadap kondisi lingkungan. 

“Kalau ada penyambung jalan masuk (PJM), saluran ditimbun pemilik lahan, ini perlu kepekaan teman-teman camat dan lurah,” tandasnya. (eyf)