Liputan6.com, Yogyakarta – Sejak remaja perlu aktivitas fisik 30 menit per hari minimal 5 hari per minggu untuk hidup sehat. Selain itu, mengkonsumsi makanan real-food dan bukan junk-food, istirahat yang cukup, dan memiliki sahabat dan keluarga terdekat untuk membantu permasalahan kesehatan dan sosial.
Tirta Mandira Hudhi kokter lulusan FK-KMK UGM mengungkapkan hal tersebut dalam gelar wicara “Move More, Stress Less: The Science Behind Sport Exercise and Mental Health in Adolescent and Young Adult (AYA)” mengatakan pandemi ikut andil dalam kompleksitas pola hidup sehat saat ini selain teknologi, dimana fenomena ini rentan terhadap sindrom metabolik. Seusai pandemi COVID-19, outdoor brand yang menjual perlengkapan kit lari, sepeda, mendaki, dan lainnya menjadi produk paling laris.
“Selama pandemi banyak anak muda yang terkungkung, jadi mencari kesibukan di luar rumah. Ini hal bagus, walaupun di kerjain teknologi, tetapi tetap suka outdoor,” ujar Tirta di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas UGM pada Jumat 8 November 2024.
Tirta menyatakan telah terjadi penurunan usia pada penderita penyakit ginjal stadium 1 sampai 3 yang terjadi akibat gaya hidup yang buruk. Salah satunya mengkonsumsi minuman yang tidak sesuai dengan aturan kesehatan. “Mengkonsumsi makan sehat, tetapi tetap minum manis,” ujar Tirta.
Sementara itu, Fransica Handy Pendiri Asosiasi Kesehatan Remaja Indonesia mengatakan, Indonesia memerlukan generasi yang sehat dan berkualitas saat masuk zaman dengan bonus demografi. Menurutnya hidup sehat perlu keseimbangan bagi anak muda dalam mengelola kesehatan diri atau “there is no health without mental health”. “Kalian ini akan jadi next parents, jadi orang tua adalah kunci dari kesehatan dan kesejahteraan generasi yang mereka besarkan. Jadi, semakin cepat dimulai (pola hidup sehat), maka semakin baik untuk ke depan,” jelas Fransica.
Fransica bersama tim peneliti melakukan survei kesehatan mental, menemukan sekitar 30% anak remaja di usia 17 tahun mengalami gangguan kesehatan jiwa. Hasil temuan Ikatan Psikolog Klinis Indonesia pada 2022 juga menunjukkan jika orang dengan rentang usia 20-30 tahun merupakan populasi yang paling banyak mengakses telekonsultasi psikologis. “Oleh karena itu, fenomena ini menjadi pertimbangan kritis bagi dunia kesehatan. Hal ini berkaitan erat pula pada optimalisasi bonus demografi untuk mendulang perwujudan generasi emas Indonesia.”
Fitriana Murriya Ekawati, dari Departemen Kedokteran Keluarga FK-KMK UGM mengatakan untuk hidup sehat penting mendorong anak muda membiasakan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari, mengonsumsi makanan bergizi dengan menghindari junk-food, istirahat cukup. Selain itu menjalin relasi dan komunikasi yang baik dalam lingkaran sosial, khususnya teman dan keluarga. “Olahraga sedikit demi sedikit, itu juga sambil merelaksasi pikiran kita. Sekitar 7% dari anak remaja itu punya gejala depresi dan anxiety, terjadi karena ambisius. Lalu, pola makan tidak terjaga sehingga mengganggu sistem metabolik,” pesan Fitriana.