Masuki Hari Kelima, Banjir Rob Campur Sampah Plastik di Kepulauan Sumenep Ancam Kesehatan Warga
Tim Redaksi
SUMENEP, KOMPAS.com
– Memasuki hari kelima
banjir rob
yang melanda tiga pulau di
Desa Saobi
, Kecamatan Kangayan, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, kondisi ini mulai mengancam
kesehatan warga
yang terdampak.
Hal ini disampaikan pada Kamis (29/5/2025).
Banjir rob
yang terjadi setiap tahun ini bercampur dengan
sampah plastik
milik warga, mengingat di tiga pulau yang terendam banjir tidak memiliki tempat pemrosesan akhir (TPA) sampah yang memadai.
Sampah-sampah tersebut terlihat mengambang di sekitar pekarangan rumah dan jalan raya, bercampur dengan air banjir sejak hari pertama musibah terjadi.
“(Sampah) itu milik warga yang hanyut,” ujar Hosaini, Kepala Desa Saobi, saat memberikan keterangan kepada Kompas.com.
Akibat pencampuran dengan sampah, genangan air menjadi keruh dan berwarna kehitam-hitaman.
Meskipun demikian, warga, termasuk anak-anak, masih terlihat berjalan di antara genangan air tersebut.
“Sampai hari ini belum ada laporan yang sakit akibat banjir rob, Mas,” tambahnya.
Di hari kelima, ketinggian banjir di beberapa area masih mencapai 60 sentimeter dan belum menunjukkan tanda-tanda akan surut.
Sebanyak enam dari sembilan dusun di Desa Saobi yang tersebar di tiga pulau tersebut masih terendam banjir.
“Belum (surut), masih besar hingga saat ini,” jelas Hosaini.
Pemerintah desa telah memberitahukan forum pimpinan kecamatan (Forpimka) melalui grup pesan elektronik, namun hingga kini belum ada respons.
“Sementara kami tidak bisa berbuat banyak terkait dengan bagaimana menangani banjir rob. Karena di Dusun Bungin Nyarat, misalnya, sumber rob berasal dari bawah tanah langsung,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kangayan, Samsuri, membenarkan bahwa sampah milik warga terbawa saat air pasang.
Ia mengingatkan bahwa genangan air yang bercampur dengan sampah sangat rentan menimbulkan penyakit, seperti diare yang disebabkan oleh kontaminasi air dengan bakteri seperti e.coli, salmonella, atau Shigella.
“Genangan air dan sampah, itu sifatnya basah, menimbulkan banyak datangnya lalat, sehingga menyebabkan infeksi perut, biasanya saluran pencernaan. Karena kuman yang dibawa oleh lalat hinggap di makanan,” terang Samsuri.
Hingga hari kelima banjir rob terjadi, Samsuri mengeklaim belum ada informasi mengenai warga yang jatuh sakit akibat banjir tahunan tersebut. “Nanti saya tanya ke nakes di sana. Kalau ada, nanti bisa dirawat di pustu desa, kalau perlu bisa dirujuk ke Puskesmas,” jelasnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Masuki Hari Kelima, Banjir Rob Campur Sampah Plastik di Kepulauan Sumenep Ancam Kesehatan Warga Regional 29 Mei 2025
/data/photo/2025/05/29/6837e75a711e0.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)