Masjid Auliya Kediri, Destinasi Ziarah Hubungkan Sejarah dan Ibadah

Masjid Auliya Kediri, Destinasi Ziarah Hubungkan Sejarah dan Ibadah

Kediri, Beritasatu.com – Masjid Auliya di komplek makam Kelurahan Setonogedong, Kecamatan Kota, Kota Kediri, Jawa Timur,  selalu ramai dengan pengunjung.

Masjid ini tidak hanya memiliki lokasi strategis di pusat Kota Kediri, tetapi juga berdekatan dengan makam ulama penyebar agama Islam pertama di Kediri, yaitu Sayid Sulaiman Samsyuzein Ali, yang lebih dikenal dengan sebutan Mbah Wasil. Karena itu, Masjid Auliya menjadi tempat yang ramai oleh peziarah.

Sejarah mencatat pada 1897 Masehi, halaman Makam Setonogedong mulai digunakan untuk beribadah oleh warga sekitar. Halaman makam tersebut sebelumnya hanya dipakai sebagai tempat istirahat bagi peziarah yang datang.

Mereka biasa salat bergantian di gubuk yang dibangun di sana. Gubuk ini kemudian dikenal dengan sebutan masjid tiban, yang merujuk pada sumur tua di sebelah utara situs tersebut.

Pada 1951, masjid akhirnya dibangun. Masjid Auliya mengalami beberapa kali renovasi, termasuk renovasi besar pada tahun 2007.

“Awalnya, masjid ini direncanakan untuk direnovasi, tetapi konstruksi bangunannya tidak memadai. Pilar-pilarnya terlalu lemah, sehingga kami memutuskan untuk merobohkannya dan membangun ulang,” jelas Muhammad Ikhsan, salah satu pengurus Masjid Auliya kepada wartawan, Jumat (7/3/2025).

Masjid Auliya yang berdiri megah dengan kubah bergaya Timur Tengah, menggantikan bentuk lama yang menyerupai klenteng tanpa pilar. Kapasitas masjid ini kini dapat menampung sekitar 1.500 jamaah.

Ikhsan menyebutkan, Masjid Auliya kini menjadi kebanggaan warga sekitar dan peziarah yang datang ke makam Mbah Wasil. Masjid ini menjadi salah satu masjid terbesar di Kota Kediri, setelah Masjid Agung Kota Kediri.

“Pengunjung masjid ini didominasi oleh para peziarah dari luar daerah. Selain letaknya yang strategis di pusat kota, masjid ini menjadi tempat salat bagi para peziarah yang datang ke makam Mbah Wasil,” jelasnya.

Pada musim ziarah, jumlah pengunjung masjid bisa mencapai ribuan orang setiap harinya. Tidak hanya pengunjung lokal, masjid ini juga sering dikunjungi oleh warga mancanegara, seperti dari Malaysia, yang rutin datang setiap tahun untuk berziarah ke makam Setonogedong dan singgah di Masjid Auliya.