Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the acf domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/xcloud.id/public_html/wp-includes/functions.php on line 6121
Masjid Al Aqsha di Kudus: Simbol Toleransi dan Sejarah Islam di Jawa – Xcloud.id
Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Masjid Al Aqsha di Kudus: Simbol Toleransi dan Sejarah Islam di Jawa

Masjid Al Aqsha di Kudus: Simbol Toleransi dan Sejarah Islam di Jawa

Kudus, Beritasatu.com – Masjid Al Aqsha yang berada di Kudus, Jawa Tengah memiliki nilai sejarah yang mendalam serta sebagai simbol toleransi beragama di tanah Jawa.

Masjid Al Aqsha di Kota Kudus, Jawa Tengah, menyimpan berbagai keunikan. Masjid ini memiliki menara setinggi 18 meter yang menyerupai candi, serta gapura berbentuk vihara dan pura yang terletak di area masjid.

Masjid yang dikenal dengan nama Masjid Menara Kudus ini tidak hanya memiliki nilai sejarah yang dalam, tetapi juga mengajarkan toleransi beragama di tanah Jawa.

Masjid Al Aqsha di Kudus dari tampak luar. – (Beritasatu.com/Jamaah)

Terletak di pusat Kota Kudus, Masjid Al Aqsha masih berdiri kokoh dengan menara khas yang memiliki arsitektur bercorak Hindu-Jawa. Menara setinggi 18 meter ini menyerupai candi, mencerminkan pengaruh budaya Hindu yang kuat di kawasan tersebut.

Selain itu, bentuk tempat wudhu yang unik, berupa persegi panjang dengan delapan pancuran dan arca di atasnya, juga menggambarkan ciri khas arsitektur Buddha.

Saat memasuki area masjid, pengunjung akan menjumpai gapura dengan corak Hindu, yang mirip dengan pintu gerbang vihara atau pura. Keunikan ini menjadi ciri khas Masjid Menara Kudus, yang kental akan nilai toleransi agama.

Masjid ini didirikan Sunan Kudus, salah satu Wali Songo yang berjasa besar dalam penyebaran Islam di tanah Jawa. Pada masa itu, banyak masyarakat yang masih menganut agama Hindu dan Buddha, dan Sunan Kudus berhasil menyampaikan dakwah Islam dengan cara yang menghargai budaya setempat.

Denny Nur Hakim, pengurus Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK), menjelaskan bahwa berdasarkan prasasti yang ada, Masjid Al Aqsha didirikan pada 956 Hijriah atau 23 Agustus 1549 Masehi oleh Sunan Kudus.

Bentuk masjid yang menggabungkan unsur-unsur Hindu dan Budha ini merupakan wujud ajaran Sunan Kudus dalam mengedepankan nilai toleransi beragama.

“Bicara sejarah, masjid ini dikenal sebagai pusat penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh Sunan Kudus, dan hingga kini kami terus melanjutkan jejak dakwahnya,” kata Denny Nur Hakim kepada wartawan, Jumat (28/2/2025).

Meski sudah mengalami tiga kali perluasan, yaitu pada 1918-1919, 1927, dan perluasan terakhir hingga sekarang, Masjid Menara Kudus tetap menjaga barang-barang bersejarah yang ada.

Penampakan Masjid Al Aqsha di Kudus dari bagian dalam – (Beritasatu.com/Jamaah)

Di sekitar masjid, juga terdapat banyak sekolah agama dan pondok pesantren, menjadikan area ini sebagai pusat pendidikan agama Islam.

Seorang santri asal Kabupaten Kepulauan Selayar, Ahmad Syafiq Al Maududi, mengungkapkan sering mengunjungi Masjid Menara Kudus untuk menghafal Al-Qur’an dan berdoa. Ia menyebutkan, suasana masjid yang kental dengan nuansa sejarah membuatnya merasa tenang dan nyaman.

“Saya sering ke sini karena suasananya yang berbeda. Ketenangan yang saya rasakan sulit diungkapkan dengan kata-kata. Harus datang langsung untuk merasakannya,” ujarnya lagi.

Hingga saat ini, Masjid Menara Kudus tetap menjadi tempat yang tidak hanya menarik bagi wisatawan religi lokal maupun internasional, tetapi juga sebagai simbol semangat toleransi beragama dan penghormatan terhadap sejarah Islam di Jawa.

Merangkum Semua Peristiwa