Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Masih Dilego Asing, Saham BBRI Berpotensi Terkoreksi ke Level Rp 3.600

Masih Dilego Asing, Saham BBRI Berpotensi Terkoreksi ke Level Rp 3.600

Jakarta, Beritasatu.com – Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) atau BRI tergelincir ke level Rp 3.800 pada perdagangan hari ini, Selasa (14/1/2025), atau terendah sejak 2021. Penurunan ini dipicu oleh aksi jual (net sell) investor asing yang terus berlanjut sejak akhir 2024, sejalan dengan pelemahan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang terkoreksi hingga kembali ke level 6.900.

Senior Equity Research Analyst Panin Sekuritas Felix Darmawan mengungkapkan, saham BBRI saat ini berada dalam tekanan baik secara fundamental maupun teknikal.

“Secara fundamental, saham BBRI dinilai mixed di tengah turbulensi ekonomi yang melanda masyarakat kelas menengah dan bawah. Sebagai penyedia layanan kredit mikro, penurunan daya beli masyarakat dan inflasi menjadi tantangan besar bagi BBRI,” kata Felix kepada Beritasatu.com, Selasa (14/1/2025).

Dari sisi teknikal, Felix mencatat bahwa tren bearish saham BBRI semakin kuat setelah menembus level Rp 4.000.

“Jadi memang adanya peningkatan risiko dari investor asing yang cukup agresif untuk melakukan nett sell. Ini kemudian mengonfirmasi penurunan saham BBRI dalam beberapa bulan terakhir,” ujarnya.

Felix memprediksi tekanan terhadap saham BBRI masih akan berlanjut dalam waktu dekat. Ia memperkirakan level support berikutnya berada di kisaran Rp 3.600-Rp 3.700.

“Kita menilai BBRI ini masih bisa mengalami penurunan apabila memang tone negatif atau outflow dari investor asing ini masih masif. Saat ini masih belum tepat untuk masuk ke saham BBRI. Ke depan, level support-nya mungkin di Rp 3.600-Rp 3.700.” kata Felix.

Lebih lanjut, Felix merekomendasikan kepada para investor untuk dapat menahan transaksinya sampai situasi volatilitas pasar saham mereda.

Strategi terbaik saat ini menurutnya adalah menunggu hingga tekanan nett sell dari investor asing berkurang. Alternatif lain adalah membeli secara cicil sambil memantau perbaikan sentimen asing yang dapat memulihkan saham big caps seperti saham BBRI.