Liputan6.com, Jakarta – Bagi masyarakat Betawi, batik bukan sekadar selembar kain yang digunakan untuk menutup tubuh. Warisan budaya Indonesia ini juga dilengkapi kekhasan motif penuh makna, salah satunya motif tumbuhan tapak liman.
Motif pada batik bukan sekadar sebagai nilai estetis, melainkan bentuk ekspresi. Mereka mencerminkan kebudayaan pembuatnya, seperti halnya masyarakat Betawi.
Mengutip dari laman Seni & Budaya Betawi, Jakarta yang saat itu dikenal sebagai Batavia terkenal dengan seni kerajinan batiknya. Identitas ini telah dipegang oleh Jakarta sejak abad ke-19.
Kalangan kerajaan Belanda, Cina, maupun pribumi kerap mengenakan batik dengan beragam motif untuk segala acara. Salah satu motif yang kerap digunakan adalah motif tumbuhan tapak liman.
Tapak liman juga dikenal sebagai salah satu tumbuhan yang sangat mudah tumbuh. Beberapa daerah menyebut tumbuhan ini dengan nama tanaman tutup bumi atau tanaman balagaduk.
Tumbuhan ini kerap digunakan sebagai obat dengan cara merebus kemudian meminum air rebusannya. Bagian yang digunakan adalah semua tanamannya, baik akar, batang, maupun daunnya. Tumbuhan ini dipercaya dapat mengobati radang tenggorokan, amandel, influenza, radang mata, radang ginjal akut, perut kembung, hepatitis, beri-beri, disentri, gigitan ular, batuk seratus hari, hingga kurang darah.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5160504/original/071883800_1741830376-Elephant_s_Foot__Elephantopus_scaber__4.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)