Jakarta, Beritasatu.com – Harga emas dunia naik lagi pada Selasa (15/4/2025), didorong oleh tingginya permintaan aset safe haven akibat ketidakpastian rencana tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Selain itu, pelemahan dolar AS turut memperkuat posisi logam mulia ini di pasar global.
Sejauh ini, harga emas telah melonjak lebih dari 23% sepanjang 2025 dan mencatatkan beberapa kali rekor tertinggi. Kondisi ini mencerminkan kekhawatiran pasar terhadap ketidakpastian politik dan ekonomi global
Dilansir dari Reuters, harga emas di pasar spot pada Selasa bergerak naik ke level US$ 3.230 per troy ounce, setelah sebelumnya mencatatkan rekor tertinggi US$ 3.245,42. Sementara itu, emas berjangka AS menguat 0,4% menjadi US$ 3.240,40 per Troy ounce.
“Para trader masih menanti perkembangan fundamental besar berikutnya untuk menggerakkan pasar emas. Namun secara teknikal, tren harga masih bullish dan permintaan safe haven tetap kuat,” ujar Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals.
Dokumen Federal Register yang dirilis pada Senin (14/4/2025) mengungkapkan pemerintah AS tengah mempercepat investigasi terhadap impor farmasi dan semikonduktor sebagai langkah awal untuk menerapkan tarif tambahan. Trump sebelumnya mengatakan bahwa tarif untuk impor semikonduktor akan diumumkan dalam sepekan ke depan.
Lonjakan harga emas juga sejalan dengan terus melemahnya dolar AS.
“Kondisi ini menunjukkan adanya erosi bertahap terhadap status dolar sebagai aset aman, dan emas menjadi alternatif yang menarik bagi investor yang sebelumnya mengandalkan dolar AS,” tulis Commerzbank dalam catatannya.
Dukungan tambahan untuk emas juga datang dari prospek kebijakan moneter jangka pendek. Dolar AS kini mendekati posisi terendah dalam tiga tahun terakhir terhadap mata uang utama lainnya, sehingga membuat emas lebih menarik bagi investor dengan mata uang selain dolar. Berbagai kondisi ini yang membuat harga emas terus naik.
