Beberapa bulan setelah kegiatan diksar, Pratama Wijaya Kusuma mengalami sakit dan didiagnosis menderita tumor otak. Dia sempat menjalani perawatan di RSUD Abdul Moeloek Muluk (RSUDAM), namun nyawanya tak tertolong.
“Pada April 2025, PWK mengalami sakit dan terindikasi terkena tumor otak. Ia meninggal saat menjalani perawatan,” jelasnya.
Wakil Dekan III, Neli Aida, sempat bertakziah ke rumah duka dan bertemu langsung dengan ibu almarhum. Dalam pertemuan itu, sang ibu mengungkapkan penyesalan telah mengizinkan anaknya mengikuti kegiatan tersebut.
“Beliau menyampaikan kepada Bu Wadek bahwa sangat menyesal memasukkan anaknya ke Unila, terutama karena mengikuti diksar Mahepel,” tutur Dekan.
Meski begitu, pihak keluarga disebut tidak berencana menempuh jalur hukum. Mereka hanya berharap agar kegiatan serupa dihentikan dan agar Mahepel secara langsung meminta maaf kepada keluarga korban.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5239325/original/046672700_1748836710-FB_IMG_1748836038883.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)