Sumber foto: Istimewa/elshinta.com
Luthfi-Yasin aplikasikan filosofi `Ngopeni` ala Jokowi dan `Ngelakoni` perintah Prabowo
Dalam Negeri
Sigit Kurniawan
Rabu, 30 Oktober 2024 – 22:15 WIB
Elshinta.com – Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dan Taj Yasin Maimoen kembali memaparkan konsep `Ngopeni dan Ngelakoni`. Pasangan ini tidak hanya memaparkan visi dan misi, tetapi juga menunjukkan komitmen melayani rakyat dengan komitmen untuk menyelesaikan berbagai masalah secara langsung.
Ahmad Luthfi, yang memiliki ikatan emosional yang kuat dengan Jawa Tengah, menekankan pentingnya pendekatan kepemimpinan yang mengedepankan pelayanan kepada rakyat, serupa dengan gaya kepemimpinan Presiden Jokowi.
“Jawa Tengah ini bukan sekadar tempat untuk mudik, tetapi rumah kami,” ungkapnya.
Dia juga menekankan pentingnya pendekatan “Ngelakoni” sebagai filosofi dalam memimpin. “Ngelakoni adalah komitmen untuk menyelesaikan setiap masalah dengan cepat dan tegas, sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto. Kami tidak akan membiarkan birokrasi memperumit masalah. Jika ada kebuntuan, kami akan turun langsung untuk menyelesaikannya,” ujar Luthfi.
Visi mereka, “Jateng Maju Berkelanjutan Menuju Indonesia Emas 2045,” mencakup lebih dari sekadar pembangunan fisik. Visi ini juga berfokus pada menciptakan harmoni di tengah keberagaman masyarakat. “Kerukunan antarumat beragama akan menjadi fondasi bagi kemajuan yang berkelanjutan,” tambah Gus Yasin, yang menunjukkan komitmennya terhadap integrasi sosial di provinsi ini.
Di bagian akhir debat, Gus Yasin menegaskan kombinasi unik antara dirinya dan Luthfi sebagai kekuatan yang akan memimpin Jawa Tengah dengan inklusif. “Kangmas Luthfi adalah nasionalis yang nyantri, dan saya adalah santri yang pernah berkecimpung di birokrasi. Kami mampu Ngopeni semua kalangan, sehingga tak ada kelompok masyarakat yang terabaikan,” ujarnya dengan percaya diri.
Ia kemudian membagikan kisah inspiratif tentang Nabi Muhammad SAW saat hijrah ke Madinah. Dalam perjalanan, Rasulullah dan para sahabat merasa lapar dan haus hingga mereka bertemu dengan Ummu Abbad, pemilik kambing betina. Rasulullah meminta izin untuk memerah susu dari kambing tersebut. Setelah para sahabat puas minum, beliau mendahulukan mereka dengan memberikan susu lebih dahulu. “Insya Allah, kepemimpinan kami seperti itu, yakni mendahulukan rakyat. Tidak ada yang lebih penting daripada kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.
Sumber : Elshinta.Com