Jakarta, Beritasatu.com – Kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen mulai 1 Januari 2025 dari saat ini 11 persen dikhawatirkan menekan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2025.
“Mudah-mudahan enggak seperti sekarang (kuartal III 2024) ya, (pertumbuhan ekonomi) terus turun ke 4,95% sekarang,” ungkap peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI), Jahen F Rezki, dalam diskusi di kantor B-Universe, PIK 2, Tangerang, Selasa (3/12/2024).
Jahen menilai, perekonomian Indonesia tahun depan masih memiliki harapan untuk tumbuh di atas 5 persen ditopang konsumsi masyarakat pada saat momentum Ramadan.
“Kita mungkin melihat dari segi seasonal itu masih ada kemungkinan 5%, jadi di bulan pertama kita akan punya Ramadan, mudah-mudahan bisa membantu perekonomian kita bisa tumbuh,” katanya.
Namun, dampak kenaikan PPN 12 persen masih perlu dilihat. “Seberapa impactful nanti dampaknya, apakah masyarakat akan merespons dengan penurunan konsumsi,” tambah Jahen.
Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal III 2024 anjlok ke 4,94% secara year on year (yoy). Angka ini turun dari posisi kuartal II 2024 sebesar 5,05%.
Dengan kenaikan PPN jadi 12 persen, dikhawatirkan menekan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2025.