Jakarta (ANTARA) – Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank melaporkan program perdana Desa Devisa Kakao Jembrana telah melibatkan 13 desa dan 609 petani, termasuk petani perempuan.
Program ini berfokus pada pengembangan produk kakao fermentasi yang kini telah berhasil menembus pasar internasional, mulai dari Prancis, Jerman, Belanda, Belgia, Jepang, hingga Australia.
“Melalui sinergi lintas kementerian, pemerintah daerah, dan mitra strategis, kami berkomitmen memastikan desa binaan LPEI mampu meningkatkan produksi sekaligus memperluas pasar global secara berkesinambungan,” ujar Pelaksana Tugas Direktur Eksekutif LPEI Sukatmo Padmosukarso dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, manfaat Desa Devisa tidak hanya berupa peningkatan ekspor, tetapi juga pembentukan ekosistem ekspor yang berkelanjutan, pemberdayaan desa, penciptaan lapangan kerja, serta peningkatan kesejahteraan komunitas lokal.
Pada kesempatan yang sama, dilakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT), dan LPEI.
Ruang lingkup kerja sama tersebut meliputi pertukaran data dan informasi antarinstansi, pemetaan serta klasterisasi desa ekspor, hingga penetapan desa percontohan yang akan dijadikan model pembinaan Desa BISA Ekspor.
Selain itu, pendampingan desa akan difokuskan pada empat pilar, yakni peningkatan sumber daya ekspor, promosi produk ke pasar global, akses permodalan dan pembiayaan, serta penguatan logistik, rantai pasok, dan digitalisasi.
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
