Lomba Gobak Sodor Antarkalurahan DIY Berlangsung Meriah

Lomba Gobak Sodor Antarkalurahan DIY Berlangsung Meriah

Yogyakarta, Beritasatu.com — Lomba permainan tradisional gobak sodor antardesa budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berlangsung meriah di GOR Amongrogo, Kota Yogyakarta, pada 5–7 Desember 2025. Sebanyak 26 kontingen dari berbagai kalurahan budaya ikut ambil bagian dalam kegiatan yang digelar Dinas Kebudayaan DIY untuk melestarikan tradisi sekaligus mempromosikan potensi budaya tiap wilayah.

Kontingen yang berpartisipasi berasal dari putra dan putri perwakilan 50 kelurahan dan kalurahan budaya. Perinciannya, lima kelurahan dari Kota Yogyakarta, 10 dari Bantul, 11 dari Kulon Progo, 12 dari Gunungkidul, dan 12 dari Sleman.

Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakhsmi Pratiwi, menyampaikan, penyelenggaraan tahun ini mengusung tema “Dodolanan,” yang merupakan akronim dari dodol, dolan, dan dolanan.

“Peserta lomba permainan tradisional Gobak Sodor berasal dari masing-masing kelurahan dan kalurahan tersebut. Para pemenang, baik tim putra maupun putri, akan mendapatkan uang pembinaan, piagam, dan plakat,” ujar Dian, Minggu (7/12/2025).

Hadiah pembinaan yang diperebutkan yaitu Rp 8 juta untuk juara pertama, Rp 7 juta untuk juara kedua, Rp 6 juta untuk juara ketiga, dan Rp 5 juta untuk juara keempat. 

Gobak sodor sendiri merupakan permainan tradisional yang dimainkan di lapangan terbuka. Area permainan dibagi menjadi enam bagian, dengan setiap garis dijaga oleh lawan. Pemain harus melewati barisan penjaga tanpa tersentuh; jika tersentuh, giliran tim akan berganti.

Yusuf, pelatih dari Kalurahan Margoagung, menilai kegiatan ini penting untuk menjaga permaian tradisional di tengah dominasi gawai.

“Menurut saya luar biasa di era modern seperti sekarang. Ketika semuanya serba digital, kegiatan ini tetap mempertahankan permainan tradisional yang mulai luntur. Semoga terus dilestarikan karena manfaatnya banyak sekali,” ujarnya.

Selain pertandingan, terdapat pasar warga yang memamerkan produk unggulan dari setiap kalurahan budaya, mulai dari kuliner khas hingga kerajinan tangan karya perajin lokal di area luar GOR Amongrogo.

Meski belum ada catatan resmi mengenai asal-usul gobak sodor di Yogyakarta, permainan ini diyakini telah ada lebih dari 50 tahun. 

Dinas Kebudayaan DIY menyebut gobak sodor telah dimainkan lintas generasi dan bahkan dipercaya sudah ada sejak masa penjajahan. Ada juga pandangan yang mengaitkan nama “gobak sodor” dengan frasa bahasa Inggris go back through the door yang kemudian berubah pengucapannya menjadi gobak sodor.