Liza Kenang Dahsyatnya Banjir Bandang Agam: Orang Berteriak, Lari Semua Regional 6 Desember 2025

Liza Kenang Dahsyatnya Banjir Bandang Agam: Orang Berteriak, Lari Semua
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        6 Desember 2025

Liza Kenang Dahsyatnya Banjir Bandang Agam: Orang Berteriak, Lari Semua
Tim Redaksi
AGAM, KOMPAS.com
– Sejauh mata memandang di sepanjang jalan utama Jorong Kayu Pasak, yang terlihat hanya kehancuran. Bangunan roboh terhantam banjir bandang dan tertimbun lumpur. Mobil tersapu dan menghantam rumah.
Jorong Kayu Pasak
merupakan salah satu jorong atau dusun di Nagari Salareh Aia Induk yang terparah terdampak
banjir bandang
di Kecamatan Palembayan, Kabupaten
Agam
,
Sumatera Barat
, pada Kamis (27/11/2025) sore.
Kayu-kayu berukuran besar hingga 15 meter masih berserakan di atas lumpur. Pohon dengan berdiameter sekitar 1-2 meter yang terlihat akarnya teronggok. Potongan-potongan kayu dan dahan-dahan pohon pun berserakan di depan rumah-rumah warga. 
Atap rumah dari seng rubuh ke arah lumpur. Tembok bolong dan roboh di segala sisi. Parabola pun tumbang.
Di balik reruntuhan bangunan dan dalamnya lumpur sekitar satu meter itu, menyimpan duka mendalam bagi para warga. Ada tangis dan air mata yang mengalir di pipi. Detik-detik banjir maut itu masih terukir jelas di otak setiap warga Jorong Kayu Pasak. 
Liza (45) merupakan salah satu warga yang selamat dari banjir bandang akhir November lalu. Ia beruntung rumahnya berada cukup jauh dari limpasan banjir bandang.
“Waktu kejadian saya di rumah. Hari hujan dari subuh tak henti-henti. Sore itu, waktu kejadian rumah saya sekitar lima menit berjalan kaki dari tempat kejadian,” ujar Liza saat ditemui di Posko Pengungsian SD 05 Kayu Pasak, Jumat (6/12/2025) siang.
Suara banjir bandang terdengar dari rumahnya. Liza mendengar suara gemuruh dan mengibaratkan suara itu dengan suara knalpot mobil besar tetapi tak kunjung lewat. Ia tak mengetahui suara apakah yang ia dengar.
“Saya keluar dari rumah, ada orang berteriak lari semua. Kami juga lari ngungsi ke sini. Galodo (banjir bandang) tak lama, lalu surut. Saya ke bawah, ternyata sudah habis itu rumah,” kata Liza.
Walaupun kehilangan lahan sawahnya, Liza bersyukur masih bisa selamat dari banjir maut tersebut. Ia kini aktif membantu di posko dapur sebagai solidaritas sesama warga Jorong Kayu Pasak.
Tim SAR Gabungan Posko Tanjung Alam menghadapi kesulitan melakukan pencarian 54 orang yang masih hilang di Kecamatan Palembayan, Agam, Sumatera Barat, Sabtu (6/12/2025) pagi.
Luasnya areal pencarian tebalnya lumpur serta banyaknya material kayu pepohonan mempersulit operasi pencarian.
Sejauh ini, tim melakukan pencarian dengan metode penyisiran melalui jalur darat dan sungai menggunakan perahu karet.
“Kendalanya yang kami hadapi sebelumnya membutuhkan alat berat karena banyak material pohon kayu yang besar, sehingga mempersulit pencarian di beberapa titik yang sudah diplot untuk pencarian,” kata Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Padang, Hendri kepada
Kompas.com
di posko, Jumat pagi.
Tim SAR Gabungan Posko Tanjung Alam kemudian mendapatkan bantuan dua eskavator berukuran kecil dan besar untuk mencari korban hilang.
“Per hari ini sudah diturunkan alat berat eskavator bantuan dari PT Semen Padang beserta operator,” kata Hendri.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.