Lewat Pelatihan dan Inkubasi Bisnis, Rumah BUMN Solo Fasilitasi UMKM Naik Kelas – Halaman all

Lewat Pelatihan dan Inkubasi Bisnis, Rumah BUMN Solo Fasilitasi UMKM Naik Kelas – Halaman all

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chrysnha Pradipha

TRIBUNNEWS.COM, SOLO – Rumah BUMN Solo menjadi salah satu pusat pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di wilayah Solo Raya.

Lembaga ini merupakan inisiatif Kementerian BUMN dan berada di bawah supervisi BRI.

Koordinator Rumah BUMN Solo, Condro Rini, menyatakan bahwa pihaknya menjadi wadah agar UMKM bisa berkembang dan naik kelas.

“Kami memberikan pelatihan, pendampingan, dan inkubasi bisnis agar UMKM bisa mandiri dan mampu menjawab tantangan zaman,” ujar Condro pada Kamis (17/4/2025).

Program yang ditawarkan mencakup berbagai pelatihan tematik, termasuk pelatihan berbasis momen seperti workshop takjil saat bulan Ramadan.

Contoh produk yang dibuat dalam workshop tersebut antara lain es kuwut, mochi, dan kue bawang dengan modal kurang dari Rp50.000.

Seluruh program pelatihan di Rumah BUMN Solo disediakan secara gratis bagi para peserta.

Saat ini, program rebranding logo sedang berjalan, ditujukan bagi UMKM yang telah lolos proses kurasi untuk memperkuat identitas usahanya.

UMKM yang ingin menjadi mitra cukup mendaftar secara daring melalui tautan yang disediakan.

Setelah itu, mereka akan diundang masuk grup WhatsApp sebagai media komunikasi dan jejaring antar pelaku usaha.

Grup ini memfasilitasi koneksi antara pelaku UMKM, seperti produsen konveksi yang butuh bahan atau tenaga tambahan.

Hingga kini terdapat sekitar 74 ribu UMKM yang terdaftar pada rumahbumn.id dari wilayah Solo Raya.

Dari jumlah tersebut, sekitar seribu UMKM aktif dalam grup komunikasi daring.

Jumlah mitra terus meningkat dari tahun ke tahun, meskipun sempat menurun saat pandemi COVID-19.

Pasca pandemi, muncul banyak UMKM baru dari kalangan produktif, seperti mahasiswa dan lulusan baru.

Kriteria utama untuk menjadi mitra adalah memiliki semangat wirausaha, baik yang sudah punya usaha maupun yang baru ingin memulai.

Rumah BUMN Solo juga berperan dalam peningkatan daya saing dan akses pasar bagi UMKM.

Mereka menggandeng platform digital seperti Shopee dan Tokopedia untuk mendukung pemasaran daring.

Pelatihan yang diberikan mencakup public speaking, konten digital, dan editing video untuk menunjang promosi.

RUANG PUBLIK – Sejumlah produk umkm binaan dipajang di ruang publik di Rumah BUMN Solo, Kamis (17/4/2025)

“Dengan pelatihan ini, UMKM bisa tampil beda dan punya ciri khas produk yang kuat,” kata Condro.

Produk mitra binaan juga sering diikutsertakan dalam pameran dan bazar, termasuk saat ada kunjungan direksi BRI atau pejabat kementerian.

Beberapa produk unggulan bahkan sudah berhasil menembus pasar ekspor seperti ke Kanada.

Kolaborasi menjadi prinsip utama dalam kerja Rumah BUMN Solo, sesuai arahan Kementerian BUMN.

Termasuk dengan Pemerintah Kota Surakarta (Pemkot Solo) dalam berbagai event, bersinergi untuk mempromosikan serta aktif terlibat meningkatkan perekonomian kota.

Pada Mei mendatang, mereka akan berkolaborasi dengan PNM, Pegadaian, Shopee, Tokopedia, dan perusahaan BUMN lain.

“Tujuan utama kolaborasi ini adalah agar UMKM bisa naik kelas,” ungkap Condro.

Selain itu, Rumah BUMN Solo juga mendukung program tahunan BRI seperti BRI UMKM Ekspor yang mempertemukan pelaku usaha dan calon buyer dari luar negeri.

Tantangan terbesar yang dihadapi adalah membangun kesadaran UMKM tentang pentingnya peningkatan keterampilan usaha.

Condro menilai, pelatihan harus dikemas menarik agar UMKM tertarik belajar dan meningkatkan kapasitas mereka.

“Kami tidak ingin usaha mereka sekadar untung sesaat, tapi bisa bertahan bahkan sampai ke generasi berikutnya,” tambahnya.

Ke depan, Rumah BUMN Solo berkomitmen untuk terus memberikan dukungan berupa ilmu, keterampilan, dan akses jejaring bisnis bagi para UMKM.

Pemerintah Kota Surakarta terus mendorong pertumbuhan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui berbagai program pemberdayaan dan pengembangan.

Upaya ini dijalankan oleh Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian dengan pendekatan menyeluruh dari pelatihan dasar hingga perluasan akses pembiayaan dan pemasaran.

Pelatihan diberikan sejak tahap awal wirausaha dan mencakup materi seperti kewirausahaan, legalitas usaha, manajemen keuangan, hingga strategi pemasaran berbasis digital.

Pendampingan juga mencakup konsultasi pemisahan keuangan pribadi dan usaha serta proses sertifikasi halal.

“Pelatihan kami mulai dari wirausaha baru sampai ke marketing, termasuk pendampingan legalitas dan manajemen keuangan,” ujar Kepala Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Kota Surakarta, Wahyu Kristina saat diwawancarai pada Kamis (24/4/2025).

Dinas menyediakan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) di kawasan Techno Park, Pedaringan sebagai pusat layanan harian bagi pelaku UMKM.

Menurut perempuan yang akrab disapa Ina itu, PLUT menyediakan fasilitas lima konsultan yang memberikan pendampingan sesuai kebutuhan pelaku usaha selama jam kerja.

Dalam hal pembiayaan, Dinas tidak memberikan modal langsung berupa uang, melainkan menjembatani UMKM dengan lembaga keuangan seperti BRI dan perbankan lainnya.

Pelaku UMKM juga mendapatkan pelatihan terlebih dahulu sebelum dapat mengakses pembiayaan agar lebih siap secara administrasi dan manajerial.

Selain pembiayaan, Dinas membantu UMKM menjangkau pasar digital dengan mengantar mereka ke berbagai platform marketplace.

Kerja sama juga dilakukan dengan Direktorat Jenderal Pajak untuk memberikan pelatihan dan pendampingan pengisian SPT bagi pelaku UMKM.

PLUT – Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) di kawasan Techno Park, Jebres, Solo

Masih banyak pelaku usaha yang belum memahami kewajiban perpajakan, sehingga kelas-kelas pelatihan terus diselenggarakan secara berkala.

Di bidang promosi, Dinas aktif menggelar pameran produk UMKM di tingkat kota maupun di luar daerah.

Pameran difungsikan bukan hanya untuk penjualan, tetapi juga sebagai sarana evaluasi produk dan pembelajaran tren pasar.

Produk-produk UMKM juga dipajang di lobi Balai Kota dan galeri khusus yang ditata secara bergilir oleh komunitas UMKM.

Saat ini terdapat sekitar 15.000 UMKM di Surakarta, dan sekitar 6.000 di antaranya telah dibina melalui program-program Dinas.

Setiap awal tahun, Dinas juga menyetorkan data UMKM yang siap ekspor kepada Dinas Perdagangan sebagai bagian dari pengembangan pasar luar negeri.

Dinas tetap membuka layanan konsultasi ekspor melalui klinik ekspor di PLUT untuk menjembatani kebutuhan pelaku usaha.

Sebagai langkah strategis ke depan, Pemkot merancang pembentukan UMKM Center sebagai pusat layanan terpadu di PLUT.

“Semua layanan UMKM nantinya akan terpusat di sana,” tutur Ina.

(*)