Mastel juga menyoroti perlunya perbedaan layanan dan harga antara wilayah perkotaan (urban) dan pedesaan (rural). Jika tidak ada diferensiasi, Mastel menilai Komdigi kurang memahami keunikan teknologi BWA.
Selain harga, Mastel meminta Komdigi untuk memasukkan kebijakan lokal dalam lelang frekuensi 1.4 GHz. Misalnya, pembagian beban pembangunan infrastruktur antara wilayah urban dan rural jika terdapat lebih dari satu pemenang di suatu zona.
“Komdigi juga harus memberikan target pembangunan yang berbeda bagi pemenang tender. Seharusnya, Komdigi memprioritaskan pembangunan BWA di daerah rural yang belum terjangkau layanan FTTH. Tanpa program prioritas, sulit untuk mengukur keberhasilan BWA,” Sigit menjelaskan.
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5142108/original/016445600_1740398294-WhatsApp_Image_2025-02-24_at_18.51.55.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)