Liputan6.com, Ponorogo – Masyarakat Ponorogo, Jawa Timur, telah melestarikan ritual penyembelihan kambing kendit selama lebih dari dua ratus tahun. Tradisi ini tidak hanya menjadi bentuk rasa syukur atas hasil panen, tetapi juga dikaitkan dengan berbagai kepercayaan mistis yang masih diyakini hingga saat ini.
Mengutip dari berbagai sumber, kambing kendit merupakan jenis kambing dengan ciri khas bulu berwarna hitam dan garis putih melingkar di bagian punggung yang menyerupai sabuk. Ciri fisik yang unik ini menjadikannya hewan istimewa yang kerap digunakan dalam berbagai ritual adat.
Kambing jenis ini memiliki nilai ekonomi tinggi karena dipercaya membawa berkah spiritual. Prosesi penyembelihan biasanya dilaksanakan pada bulan November, tepatnya pada hari Jumat Legi menurut penanggalan Jawa.
Ritual dimulai sebelum waktu subuh, sekitar pukul 04.00 WIB, dengan melibatkan hanya kaum laki-laki dalam seluruh proses pemotongan dan pengolahan daging. Bagian kepala, jeroan, dan kulit kambing tidak diolah menjadi makanan, melainkan dilarungkan ke sungai sebagai persembahan bagi makhluk halus yang diyakini menghuni wilayah tersebut.
Tradisi ini berakar dari kisah Mbah Doplang, seorang tokoh spiritual yang menurut kepercayaan masyarakat berhasil menyalurkan aliran air dari Sumorobangun ke Desa Carangrejo. Masyarakat setempat meyakini bahwa ritual ini berfungsi untuk menjaga keseimbangan hubungan antara manusia, alam, dan makhluk gaib.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4779871/original/064728300_1711009691-1280x720_px__2_.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)