Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya menyampaikan apresiasi atas pencapaian luar biasa industri perfilman nasional selama masa libur Lebaran 2025 yang berhasil menarik jutaan penonton ke bioskop.
Berdasarkan data yang dihimpun dari berbagai jaringan bioskop serta pelaku industri perfilman, kata Teuku Rifky, terlihat lonjakan minat masyarakat terhadap film-film nasional atau diproduksi dalam negeri.
“Libur Lebaran tahun ini menjadi titik balik penting bagi dunia perfilman nasional. Film lokal mampu mendominasi layar bioskop dan mendapat sambutan hangat dari masyarakat di berbagai wilayah Indonesia,” ujar Riefky dalam keterangan resminya, dikutip Selasa (8/4/2025).
Tiga film Indonesia yang tayang selama periode Lebaran berhasil mencatatkan lebih dari 1 juta penonton, yakni Pabrik Gula karya Awi Suryadi dan diproduksi oleh MD Pictures, Qodrat 2 garapan Charles Gozali dari Magma Entertainment dan Rapi Films, serta Jumbo, film animasi hasil kolaborasi Ryan Adriandhy dan 420 kreator Tanah Air yang diproduksi Visinema Pictures.
Film animasi Jumbo secara khusus mencatat tonggak sejarah baru dengan menjadi film animasi Indonesia terlaris sepanjang masa. Dukungan promosi dari berbagai kanal dan sinergi dengan pemerintah serta stakeholder terkait turut berperan dalam pencapaiannya.
Berdasarkan data jaringan bioskop per 6 April 2025, Jumbo telah ditonton oleh 1.005.252 penonton hanya dalam tujuh hari penayangan, melampaui rekor sebelumnya milik Si Juki The Movie: Panitia Hari Akhir (2017) yang ditonton 642.312 orang.
Keberhasilan ini menjadi sinyal positif bagi sektor industri kreatif, khususnya subsektor film, animasi, dan video.
Riefky menyatakan bahwa Kementerian Ekonomi Kreatif akan terus berkomitmen untuk memperkuat ekosistem perfilman nasional melalui beragam program seperti fasilitasi produksi, pemberian insentif, hingga promosi lintas platform bersama para pemangku kepentingan.
“Kami mengajak produser, sineas muda, dan platform digital untuk terus memperluas jangkauan film Indonesia agar semakin dikenal, baik di pasar domestik maupun mancanegara,” jelasnya.
Lebih lanjut, Riefky menekankan pihaknya akan memastikan kebijakan yang mendukung para pelaku ekonomi kreatif, termasuk kemudahan distribusi film ke berbagai daerah dan akses ke pasar internasional.
“Lonjakan jumlah penonton ini bukan hanya menguntungkan industri perfilman, tetapi juga mendorong pertumbuhan sektor lain seperti kuliner, transportasi, dan pariwisata di berbagai wilayah,” pungkasnya yang mengapresiasi film nasional laris saat Lebaran.