Reuben menyebut, 2024 adalah tahun di mana para hacker dan pelaku ancaman benar-benar melakukan langkah maju dan menjadi lebih efektif dengan bantuan AI.
Hal ini terutama terjadi ketika peretas pemula atau pada dasarnya peretas amatir, yang tidak benar-benar memiliki keterampilan tingkat lanjut, ingin melakukan serangan yang sangat canggih terhadap korban dan mereka dapat melakukannya dengan bantuan Gen AI.
“Jadi, misalnya, peretas amatir memanfaatkan Gen AI, seperti Gemini atau ChatGPT dan sebagainya, model Gen AI yang tersedia secara terbuka untuk mempelajari apa saja titik lemah dalam perangkat lunak tertentu, apa saja titik lemah dalam sistem tertentu yang dapat mereka gunakan untuk mengarahkan serangan,” Reuben menerangkan.
Jadi, alih-alih mempelajari keterampilan, dengan cara yang sulit, di mana mereka benar-benar melatih diri mereka sendiri dan membaca buku dan semacamnya, seperti yang mereka lakukan di masa lalu, AI sebenarnya mempersingkat waktu bagi pelaku ancaman amatir atau peretas amatir untuk menjadi lebih canggih secara cepat karena AI.
Pada saat yang sama, pelaku ancaman yang sudah sangat terampil, memanfaatkan AI dengan cara yang benar-benar membuat diri mereka menjadi lebih efektif.
“Artinya, pekerjaan yang biasanya mereka lakukan yang membutuhkan banyak waktu, seperti memindai kerentanan atau menemukan cara terbaik untuk menyerang perangkat lunak tertentu, menjadi lebih singkat karena AI,” Reuben memungkaskan.
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5109868/original/056901900_1737890510-Reuben_2.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)