Jakarta, CNBC Indonesia – Laut Merah kembali membara. Kelompok bersenjata Houthi di Yaman, kini mengancam akan menyerang kapal-kapal perusahaan pelayaran Jerman yang melintas.
Ini terjadi karena kapal-kapal tersebut menggunakan pelabuhan-pelabuhan Israel. Houthi sendiri telah berjanji menyerang semua kepentingan Israel di wilayah itu tanpa pandang bulu sebagai protes perang di Gaza.
Asosiasi pemilik kapal Jerman, VDR mengatakan peringatan diberikan melalui email ke badan industri Jerman dan operator kargo. Ini diyakini sebagai upaya intimidasi.
“Ancaman tersebut ditujukan terhadap kapal-kapal yang singgah di pelabuhan Israel, serta terhadap kapal-kapal yang melewati Laut Merah, Selat Bab al-Mandab, Teluk Aden, Laut Arab, dan Samudra Hindia,” kata eksekutif VDR, Irina Haesler, dikutip Selasa (18/11/2024).
“Terlepas dari lokasi mereka, kapal-kapal yang diduga memiliki hubungan dengan Israel dianggap sebagai target potensial,” tambahnya.
Secara rinci, dalam data yang dilihat laman Prancis, AFP, Houthi memang memberikan peringatan melalui email ke pemilik kapal Jerman. Disebutkan bahwa email itu berisi “blokade laut terhadap musuh Israel”.
“Semua kapal miliknya, yang terkait dengannya, atau yang menuju ke sana (Pelabuhan Israel) akan dikenakan hukuman dan … dilarang melintasi wilayah operasi Angkatan Bersenjata Yaman,” bunyinya.
VDR mengatakan keaslian email tersebut telah dikonfirmasi angkatan Laut Jerman dan Kamar Dagang Internasional. Sebagian besar perusahaan pelayaran besar telah menghindari Laut Merah dan menempuh perjalanan yang lebih jauh dan lebih mahal di sekitar Afrika.
Sebenarnya sekutu Israel seperti Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat, telah mengerahkan kapal militer untuk membantu melindungi pengiriman dari serangan Houthi. Bahkan AS dan Inggris tak segan melakukan serangan udara berulang kali terhadap pangkalan pemberontak di Yaman.
Sementara itu, Senin, Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan bahwa sedikitnya 43.922 orang telah tewas dalam lebih dari 13 bulan perang antara Israel dan militan Palestina. Jumlah korban tersebut termasuk 76 kematian dalam 24 jam sebelumnya.
Sebanyak 103.898 orang telah terluka di Jalur Gaza sejak perang dimulai. Pertempuran pecah sejak Oktober 2023.
(sef/sef)