Larangan Vape Sekali Pakai Berlaku untuk Lindungi Generasi Muda

Larangan Vape Sekali Pakai Berlaku untuk Lindungi Generasi Muda

Jakarta, Beritastu.com – Inggris resmi melarang penjualan rokok elektrik atau vape sekali pakai mulai Minggu (1/6/2025). Pelarangan ini mencakup Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara. Langkah ini diambil untuk mengurangi tingkat konsumsi di kalangan remaja serta menekan volume limbah yang dihasilkan dari perangkat tersebut.

Melansir Independent, Minggu (1/6/2025), kebijakan ini akan membuat seluruh jenis vape sekali pakai, baik yang mengandung nikotin maupun tidak untuk tidak lagi diperbolehkan dijual, baik secara online maupun di toko fisik, termasuk toko kelontong dan supermarket. Namun, vape yang dapat diisi ulang masih diizinkan untuk dijual.

Larangan ini muncul sebagai respons terhadap peningkatan signifikan penggunaan vape sekali pakai di lingkungan sekolah serta lonjakan limbah plastik akibat pembuangannya yang tidak terkelola dengan baik.

Perangkat ini umumnya tidak dapat diisi ulang dan sering kali dibuang begitu saja ke tempat sampah biasa, bahkan secara sembarangan, tanpa proses daur ulang yang benar.

Proses daur ulang vape sekali pakai pun memerlukan pemisahan manual baterai, yang dapat menimbulkan risiko kebakaran di fasilitas pengolahan limbah dan berpotensi mencemari lingkungan dengan bahan kimia berbahaya.

Pemerintah akan memberlakukan sanksi bagi pelanggar. Toko yang tetap menjual vape sekali pakai dapat dikenai denda awal sebesar £200 atau Rp 4 juta, dan jika pelanggaran berulang, dapat berujung pada denda tanpa batas atau hukuman penjara.

Menurut data dari lembaga amal Action on Smoking and Health (ASH), proporsi pengguna vape di Inggris yang memakai perangkat sekali pakai menurun dari 30% pada 2024 menjadi 24% pada 2025. Sementara itu, penggunaan di kalangan usia 18-24 tahun juga turun dari 52% menjadi 40% dalam periode yang sama.

Departemen Lingkungan Hidup, Pangan, dan Urusan Pedesaan (Defra) menyatakan, tingkat penggunaan vape di kalangan remaja masih mengkhawatirkan.

Maka, kebijakan ini diharapkan dapat mengurangi tren tersebut dan mencegah menumpuknya limbah plastik di taman-taman sekolah serta jalan-jalan umum di Inggris.