Liputan6.com, Flores Timur – Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, NTT, kembali meletus dahsyat pada Senin (7/7/2025) pukul 11.05 Wita, dengan tinggi kolom abu teramati mencapai 18.000 meter di atas puncak, atau sekitar 19.584 meter di atas permukaan laut.
Tak lama setelah letusan, hujan abu bercampur pasir dan kerikil mulai mengguyur deras kawasan permukiman. Warga berhamburan sambil menutupi wajah mereka dengan kain seadanya.
Desa Boru, Kecamatan Wulanggitang, Flores Timur dan desa-desa sekitarnya pada radius terdekat dengan pusat gunung api, seketika menjadi mendadak gelap.
Hujan abu dan kerikil menciptakan keadaan semakin mencekam. Warga berdiam di dalam rumah. Sebagian meraka melarikan diri menggunakan sepeda motor dan mobil.
“Sungguh sangat mencekam. Hujan pasir dan abu turun sangat deras. Kami semua berlarian menyelamatkan diri,” Mia Margaretha, warga Boru.
Ia menuturkan, sesaat setelah letusan, langit mendadak gelap karena matahari ditutupi hujan pasir.
“Kali ini paling mencekam, karena situasi tiba-tiba gelap, kami berlarian di bawah hujan pasir,” tuturnya.
Letusan disertai gemuruh ini terdengar sampai di Kabupaten Sikka dan sekitarnya. Akibat letusan itu, hujan abu menerjang beberapa desa di kecamatan Wulanggitang kecamatan Ile Bura.
“Desa Boru, Dulipali, Klatanlo, Padang Pasir, Nobo, Nurabelen, Klatanlo, Hokeng Jaya, Nawakote, diterjang hujan abu dan pasir sampai sekarang,” ujarnya.
Sementara Paul, warga Desa Boru mengatakan hingga saat ini masih banyak warga dikepung hujan pasir karena saat erupsi masih berada di kebun.
Sebagian warga juga melarikan diri ke desa lain menggunakan sepeda motor dan mobil.
“Suasana mencekam, gelap karena abu dan pasir sampai sekarang,” katanya.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5275304/original/085312700_1751873214-WhatsApp_Image_2025-07-07_at_13.54.38.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)