Kurangi Sampah Plastik, Sejumlah Jurnalis di Bandung Barat Bagikan Daging Kurban Pakai Besek Bambu
Tim Redaksi
BANDUNG BARAT, KOMPAS.com –
Lonjakan sampah plastik pada momen hari raya Idul Adha di wilayah Bandung Raya, Jawa Barat menjadi sorotan di tengah kondisi
TPA Sarimukti
kelebihan kapasitas.
Kantong-kantong plastik pembungkus daging memenuhi dapur-dapur warga, menambah beban timbunan sampah domestik yang sudah mengkhawatirkan, terutama di wilayah seperti Kabupaten
Bandung Barat
dan Jawa Barat pada umumnya.
Berangkat dari keresahan itu, sejumlah jurnalis yang tergabung dalam Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Bandung Barat berinisiatif menggelar aksi nyata.
Mereka menyerukan kampanye ekologi dengan aksi nyata berkurban di pinggiran kampung Padalarang, Bandung Barat dan mendistribusikan puluhan
daging kurban
kepada puluhan keluarga pra sejahtera menggunakan besek, wadah tradisional yang terbuat dari anyaman bambu.
“Setiap tahun, kita menyaksikan bagaimana Iduladha menjadi momen di mana gunung sampah plastik semakin menjulang. Ini adalah ironi, di satu sisi kita berbagi keberkahan, di sisi lain kita mewariskan masalah lingkungan yang tak kalah besar,” ujar Ketua PWI Kabupaten Bandung Barat, Hendra Hidayat saat ditemui di Padalarang, Sabtu (7/6/2025).
Penggunaan
besek bambu
ini bukan sekadar alternatif, melainkan sebuah keharusan. Membungkus daging kurban menggunakan besek bambu adalah seruan untuk kembali praktik dengan cara-cara yang ramah lingkungan.
“Besek ini biodegradable, bisa terurai dengan sendirinya, tidak seperti plastik yang membutuhkan ratusan tahun untuk bisa terurai. Ini adalah jawaban konkret atas persoalan yang terus berulang,” tegasnya.
Hendra juga menekankan selain berangkat dari masyarakat yang sadar lingkungan, pemerintah juga musti berperan dengan menekan melalui regulasi dan menyiapkan infrastruktur yang memudahkan bagi warga untuk menyelesaikan sampah mereka dari hilir.
“Perubahan harus dimulai dari diri kita sendiri, dari rumah tangga. Tapi, pemerintah juga harus hadir dengan kebijakan yang mendukung, bukan hanya retorika,” sebutnya.
Persoalan sampah di Jawa Barat, khususnya Kabupaten Bandung Barat, bukanlah isu baru, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti, yang menjadi tumpuan bagi beberapa wilayah di Bandung Raya, kerap dilanda krisis lahan.
Kebakaran hebat dan kelebihan kapasitas adalah pemandangan yang berulang, menunjukkan betapa daruratnya kondisi pengelolaan sampah di wilayah Bandung Raya.
Data menunjukkan bahwa sampah domestik, di mana plastik menjadi komponen dominan, terus meningkat, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tahun 2023 mencatat bahwa timbulan sampah nasional mencapai sekitar 35,9 juta ton per tahun, dengan komposisi plastik mencapai 18,3 persen.
Angka ini tentu berpotensi melonjak drastis saat momen-momen konsumsi tinggi seperti hari raya.
Di Bandung Barat sendiri, produksi sampah harian tercatat sebanyak 200 ton dengan daya angkut hanya 150 ton ke TPA Sarimukti, ratusan ton sampah itu didominasi oleh sampah plastik.
Sampah plastik dari sampah harian nyatanya masih mendominasi, kondisi itu berimbas negatif dengan menyisakan jejak karbon sehingga dampak jangka panjangnya terjadinya perubahan iklim.
“Plastik-plastik ini mencemari tanah, air, bahkan udara jika dibakar. Mikroplastik sudah ditemukan di mana-mana, masuk ke dalam rantai makanan kita. Ini bukan lagi soal estetika, tapi soal kesehatan dan keberlanjutan hidup,” paparnya.
PWI Kabupaten Bandung Barat berharap aksi mereka ini dapat menjadi pemicu bagi perubahan yang lebih besar. D3ngan kampanye ini, PWI Bandung Barat mendorong pemerintah daerah untuk mengeluarkan kebijakan yang lebih progresif terkait pengelolaan sampah, terutama dalam mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
“Kami berharap pemerintah daerah, baik Kabupaten Bandung Barat maupun Provinsi Jawa Barat, dapat mengeluarkan peraturan daerah yang melarang atau membatasi penggunaan plastik sekali pakai, terutama untuk acara-acara besar seperti hari raya atau kegiatan kemasyarakatan,” usul Hendra.
“Berikan insentif bagi masyarakat yang beralih ke wadah ramah lingkungan, dan sediakan fasilitas pengelolaan sampah yang memadai,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Hendra mengusulkan agar pemerintah aktif mengkampanyekan gaya hidup minim sampah dengan membawa wadah yang bukan sekali pakai dan memasifkan edukasi masyarakat tentang bahaya plastik.
“Ini bukan hanya tugas pemerintah, tapi juga tanggung jawab bersama. Kita harus bersatu untuk menjaga bumi ini tetap lestari bagi generasi mendatang,” tandasnya.
Dengan langkah kecil PWI Kabupaten Bandung Barat ini, diharapkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan semakin meluas, menjadikan Iduladha sebagai momen berbagi keberkahan tanpa meninggalkan jejak kerusakan ekologis.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Kurangi Sampah Plastik, Sejumlah Jurnalis di Bandung Barat Bagikan Daging Kurban Pakai Besek Bambu Regional 7 Juni 2025
/data/photo/2025/06/07/6843e5d03b314.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)