ERA.id – Pihak pasangan calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) Jakarta, Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) dan paslon Dharma Pongrekun-Kun Wardana menyoroti rendahnya partisipasi pemilih Pilgub Jakarta 2024. Menurut mereka, hal itu menjadikan hasil pilkada tidak melegitimasi pilkada.
Merespons hal tersebut, Ketua Harian Tim Pemenangan Pramono-Rano, Prasetyo Edi menilai, tingkat partisipasi pemilih di Jakarta justru lebih tinggi dibanding daerah lain, misalnya Medan. Dia justru mempertanyakan mengapa hal serupa tidak dipermasalahkan.
“Kalau bicara masalah partisipasi masyarakat Jakarta, itu paling tinggi. Ada yang lebih rendah, Padang lebih rendah, Medan lebih rendah, ini kok enggak dipermasalahin?” kata Prasetyo di Posko Pemenangan Pramono-Rano di Jalan Cemara, Menteng, Jakarta, Minggu (8/12/2024).
Meski begitu, pihaknya menghargai apapun keluhan yang disampaikan pihak lawan. Dia hanya mengingatkan bahwa ada mekanisme lain yang bisa ditempuh apabila tidak puas dengan hasil yang ditetapkan KPU, yaitu dengan melayangkan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Hanya saja, dia mewanti-wanti, khususnya kepada kubu RIDO, bahwa perolehan suara dengan Pramono-Rano cukup tinggi.
“Jadi saya minta juga untuk 01 silakan ke MK, tetapi saya sarankan, ini jaraknya sangat jauh. Kalau cuma bedanya 1 persen, itu mungkin bisa. Ini 9, hampir 10 persen beda ya. Ini kan juga jangan mengada-ada gitu,” kata Prasetyo.
“Kami menghargai kalau keluh kesah nomor 1 dan 2 tidak mau tandatangan, itu tidak masalah, silahkan alurnya ada. Tetapi juga kita harus hargai kita sebagai pemenang,” imbuhnya.
Mantan Ketua DPRD DKI itu meminta semua pihak tidak merusak pesta demokrasi di Jakarta yang sudah berjalan dengan baik.
“Demokrasi yang baik di Jakarta ini, jangan dirusak dengan kepentingan-kepentingan yang tidak masuk di akal,” katanya.
Sebelumnya, Tim Pemenangan Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) menyoroti rendahnya partisipasi Warga Jakarta yang menjadi salah satu faktor kekalahan jago mereka di Pilkada Jakarta.
Bahkan, lantaran rendahnya partisipasi masyarakat untuk memilih, Sekretaris Tim Pemenangan RIDO, Basri Baco memertanyakan hasil Pilkada Jakarta 2024.
“Ketiga, ini karena minimnya sosialisasi terkait hak-hak warga untuk bisa memilih calon pemimpinnya menggunakan e-KTP. Jadi, ini merupakan kegagalan KPU DKI Jakarta dalam melaksanakan Pilkada Jakarta,” ujar Baco kepada wartawan, Rabu (4/12).
Senada, pihak saksi Dharma-Kun juga mengeluhkan hal yang sama dalam rapat pleno rekapitulasi.
“Kami mencatat bahwa dapat disimpulkan bahwa terdapat hanya 53 persen masyarakat yang menggunakan hak pilihnya- dari seluruh DPT. Jadi kami menganggap dan menilai bahwa jumlah suara tidak mewakili atau merepresentasi masyarakat, sehingga kami menilai bahwa legitimasi masyarakat sangat kurang,” ujar pihak saksi Dharma-Kun.