Kuasai Oleshnya, Pasukan Rusia Hampir Sepenuhnya Usir Tentara Ukraina dari Kursk
TRIBUNNEWS.COM – Kementerian Pertahanan Rusia pada Sabtu (19/4/2025) menyatakan kalau pasukannya merebut kembali desa kedua terakhir di wilayah Kursk yang masih dikuasai oleh pasukan Ukraina.
Pembebasan wilayah yang dikuasai pasukan Ukraina ini terjadi hanya beberapa minggu setelah Moskow melancarkan serangan balasan mendadak di kota perbatasan utama, Sudzha.
“Selama operasi ofensif, unit-unit Grup Pasukan Utara membebaskan desa Oleshnya,” kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan di Telegram.
Serangan mendadak Ukraina ke wilayah Kursk pada bulan Agustus menandai serangan darat terbesar terhadap Rusia sejak Perang Dunia II.
Namun dalam beberapa bulan terakhir, pasukan Rusia telah merebut kembali sebagian besar wilayah yang awalnya direbut pasukan Ukraina di wilayah perbatasan.
Pada bulan Maret lalu, ratusan pasukan khusus Rusia merangkak sejauh 15 kilometer melalui bagian pipa yang tidak terpakai, yang pernah membawa gas Rusia ke Eropa melalui Ukraina, untuk melakukan serangan diam-diam terhadap pasukan Ukraina di Sudzha.
Dengan Oleshnya sekarang di bawah kendali Rusia, satu-satunya desa di wilayah Kursk yang masih dikuasai pasukan Ukraina adalah Gornal, sekitar 10 kilometer (6,2 mil) selatan Oleshnya.
Juga pada Sabtu, serangan pesawat tak berawak Ukraina terhadap sebuah mobil di wilayah Kursk Rusia menewaskan seorang wanita dan melukai seorang pria dan seorang anak, kata Penjabat Gubernur Alexander Khinshtein di Telegram.
KURSK DIREBUT – Tangkapan layar dari video akun YouTube Shanghai Eye memperlihatkan situasi di Kota Sudzha, Kursk, Rusia. Pasukan Ukraina di sana dikabarkan terkepung. (Tangkapan layar YouTube Shanghai Eye)
Lebih dari 2.000 Warga Kursk Bertemu Kembali dengan Keluarga Setelah Pasukan Ukraina Mundur
Sebelumnya, Kementerian Situasi Darurat, pada Senin (14/4) ini menyatakan lebih dari 2.000 penduduk wilayah Kursk barat daya telah dipertemukan kembali dengan anggota keluarga setelah pasukan Ukraina menarik diri dari wilayah yang diduduki di tengah serangan balik cepat Rusia bulan lalu.
Keluarga korban hilang memperkirakan sekitar 3.000 orang — banyak di antaranya lanjut usia — terjebak ketika pasukan Ukraina melancarkan serangan mendadak lintas perbatasan ke wilayah Kursk pada bulan Agustus 2024.
Sedikit yang diketahui tentang kehidupan warga sipil di daerah-daerah di bawah kendali Ukraina, dan beberapa pihak di Rusia telah menyatakan rasa frustrasi atas nasib orang-orang yang tertinggal dan kurangnya informasi dari pejabat Rusia setempat.
“Atas permintaan keluarga dan teman, kontak telah dipulihkan dengan lebih dari 2.200 warga,” kata Kementerian Situasi Darurat Rusia di Telegram.
Lebih dari 22.000 orang telah menghubungi hotline kementerian untuk mencari informasi tentang kerabat mereka yang hilang, kata kementerian.
Pihak berwenang darurat mengatakan mereka terus mengevakuasi kota-kota dan desa-desa dekat perbatasan dengan Ukraina, seraya menambahkan kalau lebih dari 6.000 orang saat ini tinggal di tempat penampungan sementara.
Serangan mendadak Ukraina pada Agustus tahun lalu menjadi serangan darat terbesar terhadap Rusia sejak Perang Dunia II.
Namun, dalam beberapa bulan terakhir, serangan balasan Rusia secara bertahap telah mengikis cengkeraman pasukan Ukraina di sejumlah wilayah teritorial Moskow.
Sementara itu, Kiev terus mendorong pemulangan warga sipil yang ditahan Rusia di wilayah Ukraina yang diduduki Rusia sejak Moskow melancarkan invasi skala penuh pada tahun 2022.
(oln/tmt/*)
