KSOP Investigasi Tongkang Tabrak Jembatan Mahulu, Perusahaan Terkait Dipanggil Regional 25 Desember 2025

KSOP Investigasi Tongkang Tabrak Jembatan Mahulu, Perusahaan Terkait Dipanggil
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        25 Desember 2025

KSOP Investigasi Tongkang Tabrak Jembatan Mahulu, Perusahaan Terkait Dipanggil
Tim Redaksi
SAMARINDA, KOMPAS.com
– Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Samarinda melakukan investigasi menyeluruh terkait insiden tongkang bermuatan batu bara yang menabrak pilar Jembatan Mahakam Ulu (Mahulu), Samarinda, Selasa (23/12/2025).
Penyelidikan dilakukan secara komprehensif dengan melibatkan seluruh unsur aktivitas pelayaran mulai dari petugas pandu, asis, hingga
pellet station
.
“Dari KSOP, kami sedang melakukan investigasi menyeluruh. Mulai dari pandu, asis, termasuk juga pellet station. Komunikasi antara petugas, nahkoda, dan pellet station juga kami evaluasi,” ujar Kepala KSOP Kelas I Samarinda, Mursidi, Kamis (25/12/2025).
Selain aspek operasional, KSOP berkoordinasi dengan Dinas PUPR Kalimantan Timur untuk mengecek tingkat kerusakan pada pilar P6 jembatan. Langkah ini krusial untuk memastikan keamanan infrastruktur penghubung tersebut sebelum kembali dibuka sepenuhnya.
Mursidi menegaskan bahwa pihak perusahaan pemilik kapal serta Badan Usaha Pelabuhan (BUP) yang bertanggung jawab atas pemanduan akan dipanggil untuk dimintai pertanggungjawaban.
“Setelah pemeriksaan selesai, nanti kami lakukan pemberkasan. Pasti ada pertemuan dengan pihak perusahaan. Itu sudah pasti,” katanya.
Terkait ganti rugi atas kerusakan pilar jembatan, KSOP akan menunggu hasil audit teknis dari tim Dinas PUPR. Saat ini, nakhoda kapal juga tengah menjalani pemeriksaan intensif oleh Kepolisian Perairan dan Udara (Polairud).
Mursidi turut menyoroti dugaan bahwa tongkang M80-1302 yang ditarik
tugboat
KD2018 itu melintas di luar jadwal resmi. Berdasarkan aturan, jadwal pengolongan biasanya menyesuaikan pasang surut air, umumnya pada pukul 08.00 hingga 10.00 Wita.
“Makanya kita investigasi, kita lihat dari jadwal pengolongan. Apakah kapal itu masuk jadwal atau tidak. Kalau memang di luar, ke depan jadwal pengolongan harus kita atur lagi supaya semua terkoordinasi dengan baik,” jelas Mursidi.
KSOP dijadwalkan menggelar rapat koordinasi dengan PUPR Kaltim pada Senin mendatang untuk membahas hasil awal investigasi. Selama proses ini berlangsung, KSOP masih memberlakukan
notice to marine
yang melarang kapal melintas di bawah kolong
Jembatan Mahulu
.
Insiden ini sebelumnya menjadi sorotan setelah pihak Pelindo menyebut tongkang milik
PT Dharmalancar Sejahtera
tersebut menabrak pilar jembatan pada pukul 05.00 Wita, atau dua jam sebelum jadwal pemanduan resmi dibuka.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.