KSAD Maruli Resmikan Pompa Hidram di Banyumas, 1.000 Hektar Sawah Diklaim Terairi Regional 13 November 2025

KSAD Maruli Resmikan Pompa Hidram di Banyumas, 1.000 Hektar Sawah Diklaim Terairi
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        13 November 2025

KSAD Maruli Resmikan Pompa Hidram di Banyumas, 1.000 Hektar Sawah Diklaim Terairi
Tim Redaksi
BANYUMAS, KOMPAS.com
– Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak meresmikan instalasi pompa hidram di Bendung Gerak Serayu, Rawalo, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, pada Kamis (13/11/2025).
Instalasi ini akan menyedot air dari Sungai Serayu untuk mengairi lebih dari 1.000 hektar lahan pertanian di enam desa sekitarnya yang selama ini bergantung pada tadah hujan.
Maruli menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan mendukung program
ketahanan pangan
yang dicanangkan pemerintah.
“Kami bersyukur program untuk pengairan persawahan di Rawalo yang kedua ini bisa selesai dengan baik. Jadi sampai dengan sekarang bisa 1.004 hektar yang bisa terairi,” ungkap Maruli usai acara.
Tahun lalu, di lokasi yang sama, TNI AD juga telah menyelesaikan instalasi pompa hidran untuk tahap pertama.
Maruli menambahkan bahwa dengan program tersebut, petani di wilayah tersebut dapat melakukan panen dua hingga tiga kali dalam setahun.
“Fokus utama program ini adalah meningkatkan pengairan untuk lahan tadah hujan, yang dinilai berdampak langsung terhadap masyarakat yang rentan secara ekonomi,” jelasnya.
Lebih lanjut, Maruli menekankan bahwa program ini juga mencakup pengeboran untuk menyediakan air bersih, serta peningkatan sanitasi dan kesehatan.
Sejak program dimulai pada tahun 2022, telah dibangun hampir 80 titik air bersih dan ratusan rumah tangga hijau (RTH) di Kabupaten Banyumas.
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi yang hadir dalam acara tersebut memberikan apresiasi atas kontribusi TNI dalam mendukung swasembada pangan.

“Memang air ini sangat krusial sekali di Jateng karena merupakan lumbung nasional yang menjadi roadmap kami dalam rangka mendukung kebijakan pemerintah. Sehingga kehadiran ini sangat kami perlukan,” kata Luthfi.
Sementara itu, Kepala Desa Sanggreman, Wito Setiadi, menjelaskan bahwa program ini bermula dari keprihatinan warga sekitar yang hanya dapat melihat aliran Sungai Serayu tetapi tidak bisa memanfaatkannya karena lahan pertanian yang lebih tinggi.
“Warga Tambaknegara dan desa sekitar setiap hari melihat air melimpah di
Bendung Gerak Serayu
, tapi tidak mendapat setetes pun. Air di bendung itu 100 persen mengalir untuk wilayah Cilacap,” kata Wito.
Atas kondisi tersebut, pemerintah desa setempat mengajukan permohonan kepada KSAD untuk membangun
pompa hidram
di Bendung Gerak Serayu.
Wito menambahkan bahwa teknologi pompa hidram mampu mengalirkan air hingga 14 kilometer tanpa menggunakan bahan bakar, hanya memanfaatkan gravitasi dan tekanan air alami.
“Alhamdulillah, sekarang enam desa sudah mendapat manfaat langsung. Ada Desa Tambaknegara, Rawalo, Sawahan, Dawuhan Wetan, Tipar, dan Sanggreman,” jelas Wito.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.