TRIBUNNEWS.COM – Seorang balita berinisial AYP (3) tewas setelah disiksa seorang pria bernama Zul Iqbal (38).
Ternyata, Zul Iqbal adalah pacar dari ibunya sendiri yang tinggal di Jalan Japaris Kota Medan, Sumatera Utara.
Kini, pelaku telah diringkus polisi setelah dilaporkan oleh ibu korban.
Di tubuh korban, polisi menemukan sejumlah luka.
Tak hanya luka luar saja, polisi menemukan bahwa organ dalam korban juga ada yang rusak.
Kapolrestabes Medan, Kombes Gidion Arif Setyawan, mengatakan Zul Iqbal kini telah ditetapkan jadi tersangka dalam kasus in.
“Kesimpulannya ada kekerasan yang menyebabkan kematian pada korban, sehingga atas itu kami mengamankan seorang tersangka atas nama ZI (38) yang juga tempat dimana korban dititipkan karena sering main,” ujarnya, dikutip dari TribunMedan.com.
Gidion menuturkan, korban disiksa dengan cara dipukul dan ditendang.
Bahkan, korban diangkat menggunakan handuk yang dililit di leher.
Ia menuturkan, tersangka mulanya tak mengakui perbuatannya.
“Tadinya gak ngaku, setelah kita konfirmasi dengan scientific dia menggunakan handuk,”
“Membawa anak sambil digantung menggunakan handuk dari kamar mandi sampai kaki tergantung, itu yang membuat tulang lehernya patah,” lanjut Gidion.
Bahkan, tersangka sempat berbohong ke ibu korban bahwa korban sakit demam.
Korban juga diberikan obat tanpa resep oleh tersangka.
Namun karena sakit tak kunjung reda, AYP dibawa ke rumah sakit, lalu dinyatakan meninggal dunia pada Selasa 25 Maret sore.
“Dalam proses sakit setelah dianiaya, barulah ada obat itu. Obat itu tanpa resep (keluarga dikelabui alasannya korban sakit) iya,” ujar Gideon.
Sementara itu, ibu korban, Pia (32), menceritakan kejadian penyiksaan tersebut bermula pada Sabtu (22/3/2025) lalu.
Saat itu, Zul Iqbal datang ke rumahnya untuk menjemput AYP. Pada waktu itu, kondisi anaknya sehat tanpa luka apapun.
“Waktu dijemput pada hari Sabtu 22 Maret, pagi dijemput pelaku itu tidak ada luka sama sekali mulus tanpa cacat,” kata Pia, di Polrestabes Medan, Sabtu (29/3/2025).
Di sisi lain, Pia mengaku, mengenal tersangka sejak Oktober 2024 lalu dan kini menjalin hubungan asmara.
Pia berani menitipkan anaknya ke tersangka lantaran Zul juga punya anak yang sudah saling kenal dengan korban.
Namun, pada Minggu (23/3/2025), saat Pia hendak menjemput anaknya, tersangka melarangnya.
Tersangka berdalih korban hendak dirawat oleh kakaknya yang dicurigai istri sah Zul.
“Hari Minggu mau saya jemput, tetapi kalau aku menyatakan kalau korban ini sedang demam dan akan diurus kakaknya,” ujar Pia.
Hingga pada Selasa (25/3/2025), Pia menjemput anaknya dan ditemukan korban tengah demam dan ada sejumlah luka memar di tubuhnya.
Karena demam tak kunjung reda, Pia membawa korban ke rumah sakit.
Nahas, nyawa korban tak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia pada Selasa (25/3/2025).
Pia menuturkan, dokter menyatakan korban tewas karena penyumbatan usus.
Karena tak terima, Pia un melaporkan hal ini ke polisi, Kamis (27/3/2025).
Keesokan harinya, polisi melakukan pembongkaran makam atau ekshumasi dan mendapati banyak luka penganiayaan di tubuh korban.
“Setelah digali polisi memang ada kekerasan berturut-turut,” tutup Pia.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Cerita Ibu Balita yang Anaknya Tewas Disiksa Kekasihnya, Dijemput Sehat, Pulang Demam Memar-memar
(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(Tribun-Medan.com, Fredy Santoso)