Jakarta, CNN Indonesia —
Milisi Suriah berhasil menggulingkan rezim otoriter Presiden Bashar Al Assad pada Minggu (8/12).
Militer Suriah memberitahukan para perwira bahwa pemerintahan Assad telah berakhir setelah serangan kilat pemberontak berhasil menduduki sejumlah besar wilayah, termasuk ibu kota Damaskus.
Kronologi
Jatuhnya rezim Presiden Bashar Al Assad di Suriah bermula dari peristiwa pemberontakan yang dilakukan oleh kelompok milisi Hayat Tahrir al-Sham (HTS) pada akhir November lalu.
Saat itu, HTS tiba-tiba menyerang salah satu kota yang dikuasai oleh pemerintah Suriah sejak perang saudara berakhir pada 2011, Aleppo. Serangan itu akhirnya membuat Aleppo kembali jatuh ke tangan HTS.
Merespons serangan ini, Al Assad berjanji bakal merebut kembali Aleppo dari HTS. Ia juga bakal dibantu oleh kelompok milisi dari Irak yang dibantu oleh Iran, yakni Badr dan Nujaba.
Pada 1 November lalu, 300 pasukan yang berasal dari kelompok milisi Badr dan Nujaba dilaporkan telah menuju Suriah lewat jalur yang jauh dari permukiman warga. Hal ini dilakukan guna menghindari serangan udara dari milisi Suriah.
Namun, empat hari setelah milisi Irak dilaporkan menuju Suriah, keadaan kembali meradang. Pada 5 November, kelompok pemberontak HTS kembali melakukan serangan ke salah satu kota penting di Suriah, Hama.
HTS kala itu juga mengeklaim bahwa mereka telah merebut penjara Hama dan membebaskan para narapidana yang berada di sana.
Pada sore harinya, tentara Suriah mengakui kehilangan kendali atas kota yang terletak di antara Aleppo dan basis kekuasaan Presiden Bashar al-Assad di ibukota Damaskus tersebut.
Rezim Al Assad digulingkan
Berselang tiga hari, tepatnya pada 8 November, milisi Suriah dilaporkan berhasil menguasai ibu kota Damaskus dan menggulingkan rezim otoriter Al Assad. Keberhasilan mereka menguasai Damaskus ini menandai berakhirnya rezim Al Assad usai puluhan tahun berkuasa di Suriah.
Di saat yang bersamaan, warga Suriah juga menyerang kediaman Al Assad di Damaskus. Mereka kala itu menjarah barang-barang berharga yang ada di sana. Beberapa di antaranya, seperti lukisan mewah, peralatan dapur, senjata, hingga uang tunai.
Tidak hanya itu, mereka juga menjarah sebuah garasi yang berisi mobil mewah, seperti Porsche, Audi, Mercedes-Benz, Ferrari, hingga beberapa mobil jenis SUV.
Usai resmi digulingkan, Al Assad yang sudah menjadi mantan Presiden Suriah pun langsung melarikan diri ke Rusia guna mencari suaka politik. Ia dilaporkan terbang ke Moskow pada hari yang sama saat milisi Suriah menguasai Damaskus.
Negeri Beruang Merah saat ini juga sudah memberi suaka politik kepada Al Assad. Pemberian suaka politik ini merupakan bentuk solidaritas Rusia kepada Suriah yang sudah berjalan sejak 2000-an.
Al Assad saat ini juga sudah meminta Suriah untuk melakukan transisi pemerintahan.
Milisi Suriah kini juga sudah menunjuk mantan Perdana Menteri Mohammed Ghazi Al Jalali sebagai pemimpin sementara negara tersebut usai Presiden Bashar Al Assad digulingkan.
Pemimpin milisi Hayat Tahrir al-Sham (HTS), Abu Mohammed Al Julani, mengatakan Al Jalali akan menjadi pemimpin sementara Suriah sampai pemerintahan selesai menjalani transisi.
(gas/dna)
[Gambas:Video CNN]