Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Benni Indo
TRIBUNJATIM.COM, MALANG – Komisi Pemilihan Umum Kota Malang menggelar simulasi pemungutan dan penghitungan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS). Simulasi itu berlangsung di Islamic Center, Sabtu (16/11/2024).
Seluruh petugas di tingkatan kelurahan dan kecamatan hadir dalam simulasi tersebut. Ketua KPU Kota Malang, M Toyib mengatakan, simulasi itu diselenggarakan untuk meningkatkan pemahaman teknis para panitia penyelenggara yang bertugas di TPS.
“Kegiatan hari ini adalah simulasi pemungutan dan penghitungan suara. Simulasi ini diikuti oleh PPK dan PPS. Nanti akan ditindaklanjuti Bimtek di tingkat KPPS di masing-masing kelurahan. PPK dan PPS bertugas melakukan Bimtek setelah simulasi ini. Kami berharap teman-teman KPPS benar-benar memahami tata cara prosedur pemungutan dan penghitungan suara,” ujar Toyib, Sabtu (16/11/2024).
Dalam simulasi itu, tidak banyak berbeda dari proses pencoblosan saat Pilpres 2024. Toyib mengatakan, simulasi yang diselenggarakan untuk semua petugas itu akan membantu peningkatan pengetahuan petugas menghadapi situasi yang di luar dugaan saat pencoblosan.
KPU Kota Malang telah menyiapkan segala kebutuhan logistik jelang pencoblosan yang akan berlangsung pada 27 November 2024. Toyib menjelaskan, pihaknya telah mengambil sejumlah logistik yang sempat dilaporkan rusak sebelumnya. Ia juga memastikan bahwa jumlah tenaga yang bertugas di tingkat kelurahan hingga kecamatan sudah cukup.
“Persiapan mulai dari logistik, alhamdulillah yang kurang sudah diganti dan sudah kami ambil. Proses distribusi sudah kami siapkan melalui pihak ketiga. Jadi mulai dari tepat jumlah, tepat waktu, tepat kualitas, sudah kami pastikan. Lalu distribusinya kami pastikan aman. Penyimpanan di tingkat PPK kami sesuaikan standar keamanan,” terang Toyib.
Wakil Ketua II DPRD ota Malang, Trio Agus Purwono mengapresiasi langkah KPU Kota Malang menyelenggarakan simulasi.
Ia berharap simulasi itu bisa mengurangi potensi terjadinya kesalahan teknis saat pencoblosan.
Di sisi lain, ia juga mendorong agar petugas KPU mengetahui secara detail teknis pelaksanaan sejak awal hingga akhir sehingga tidak terjadi pemungutan suara ulang atau PSU.
“Kami mengapresiasi simulasi ini. Ini adalah gambaran situasi saat pemungutan suara. Simulasi ini bisa meminimalkan kesalahan sehingga berjalan lancar. Kami berharap gangguan bisa berkurang, prosesnya lancar, dan selesai tepat waktu,” kata Trio.
Trio memprediksi, potensi PSU akan berkurang saat Pilkada kali ini, dibanding pelaksanaan Pilpres. Pasalnya, Pilkada kali ini bersifat lokal, yakni Kota Malang, pun pemilihan gubernur dan wakilnya.
Melihat kondisi itu, Trio menilai tidak akan banyak warga luar Kota Malang atau luar provinsi yang bisa mengakses TPS.
Berdasarkan pengalaman PSU saat Pilpres 2024 yang lalu, PSU terjadi karena banyaknya pemilih pindahan. Terjadi kesalahan berkas administrasi sehingga harus dilakukan PSU oleh panitia setempat.
Meski begitu, Trio tetap meminta agar petugas waspada dan berhati-hati. Ia berharap tidak ada kesalahan kecil yang berakibat fatal terhadap jalannya pemilihan.
“Perlu antisipasi ketika terjadi penumpukan pemilih. Harapannya sih sosialisasinya ke masyarakat, di surat undangan ada jam pilihan dan pemilih bisa datang sesuai waktu yang dijadwal. Kalau mengumpul satu waktu, bisa penuh. Petugas KPPS akan bingung juga. Harapannya pun KPPS bisa menjelaskan ke pemilih,” kata Trio.