Sebelumnya, Ketua Harian Satgas Anti Rentenir Kota Bandung, Saji Sonjaya menyampaikan, dalam setahun terakhir, timnya menerima 500 laporan warga yang terjerat rentenir.
“Dalam 1 tahun itu 500 laporan yang datang by name by address. Kita saring lagi itu apakah pinjam ke rentenir atau bukan,” katanya dalam keterangan tertulis di Bandung, Rabu, 4 Juni 2025.
“Kita sudah mulai dari Sukajadi dan Ujungberung sebagai proyek percontohan,” tuturnya.
Saji mengaku sangat siap agar koordinasi setiap kecamatan lebih masif.
“Kita effort-nya tinggi. Seorang anggota satgas, satu minggu menangani dua orang korban. Kita bagi per wilayah. Maka dengan adanya satgas per kecamatan lebih efektif,” ungkapnya.
Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, mengaku akan membicarakan pembentukan satgas rentenir ini dengan Wali Kota Bandung, dianggap penting untuk melindungi masyarakat.
Kehadiran satgas juga dinilai akan membantu pengawasan praktik-praktik pinjaman yang merugikan, serta menyosialisasikan solusi yang lebih aman bagi warga.
“Saya akan bicarakan dengan Pak Wali agar di tiap kecamatan ada perwakilan Satgas Anti Rentenir. Ini penting supaya masyarakat merasa tenang dan terlindungi,” ujar Erwin.
Erwin mengatakan, tak sedikit warga tergiur rentenir karena proses pinjaman yang mudah, tapi abai pada risiko bunga yang sangat tinggi.
Selain pengawasan, kata Erwin, Satgas juga akan berkolaborasi dengan berbagai program pemberdayaan sesuai dengan visi misi Bandung Utama, seperti UMKM Center, pusat kuliner, dan inkubasi bisnis yang akan hadir di 30 kecamatan.
“Ini bisa kita kolaborasikan dengan program yang kita rencanakan ini berjalan,” katanya.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5022161/original/053720700_1732602226-apa-itu-pinjaman-rentenir.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)