Kopi Jahe, Minuman Tradisional Betawi Kaya Rempah

Kopi Jahe, Minuman Tradisional Betawi Kaya Rempah

Liputan6.com, Jakarta – Selain bir pletok, di Betawi juga ada minuman tradisional bernama kopi jahe. Minuman ini konon sudah ada sejak abad ke-18.

Mengutip dari berbagai sumber, munculnya kopi jahe di Betawi berawal dari kedatangan pedagang yang banyak membawa rempah-rempah. Mereka berlayar menggunakan perahu dan rakit menyusuri Kali Cisadane dan bersandar di pelabuhan tepi Kali Angke.

Masyarakat di sekitar Kali Angke dikenal agamis. Mereka memiliki kebiasaan merayakan pesta, seperti khitanan, pernikahan, maulidan, mikrajan, hingga khatam Al-Qur’an. Dalam acara tersebut, mereka menghidangkan berbagai jenis makanan dan minuman, salah satunya kopi jahe.

Saat itu, masyarakat Betawi menyebut kopi jahe dengan nama zanzabil. Sementara kopi disebut dengan gahwa.

Penamaan ini disebabkan oleh kebiasaan minum kopi yang awalnya berasal dari bangsa Arab dan barat (Portugis). Kopi ini didominasi oleh rasa pahit. 

Kedatangan pedagang rempah kemudian dimanfaatkan oleh masyarakat Betawi untuk mencampurkan berbagai macam rempah-rempah ke kopi untuk mengurangi rasa pahit. Dari sana, lahir minuman kopi yang kini lebih dikenal dengan nama kopi jahe.