Liputan6.com, Jakarta – Banjir bandang atau galodo melanda Jorong Toboh, Nagari Malalak Timur, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Rabu 26 November 2025 sore. Data BPBD Agam, sebanyak 14 orang meninggal dunia di lokasi ini, tiga orang masih dalam pencarian.
Pantauan Liputan.com di Malalak, dua minggu setelah galodo, kondisi Malalak masih jauh dari pulih. Material galodo berupa lumpur, pohon dan bebatuan masih menutup rumah-rumah warga.
Sementara dari informasi yang dihimpun, setidaknya 75 rumah di Toboh rusak berat hingga hanyut.
Salah seorang warga Toboh, Zulhamdi mengatakan hingga kini warga yang terdampak, terutama yang rumahnya hancur dan rusak berat masih bertahan di pengungsian.
“Iya kebanyakan mengungsi ke rumah keluarganya yang tidak terdampak galodo,” kata Zulhamdi kepada Liputan6.com, Sabtu (13/12/2025).
Warga yang mengungsi, lanjutnya, masih bertahan dengan bantuan yang disalurkan ke wilayah ini. Dapur umum juga masih berjalan untuk makan sehari-hari korban galodo di Malalak.
Pada Sabtu (13/12/2025) masyarakat bersama tim gabungan melakukan gotong royong membersihkan masjid dan sejumlah rumah penduduk.
Ia berharap proses pencarian tiga korban yang masih hilang dan pemulihan pascabencana terus dilakukan sehingga masyarakat bisa kembali beraktifitas.
“Ini sudah dua minggu, kondisinya masih seperti ini,” katanya.
Malalak merupakan salah satu jalur alternatif dari Kota Padang menuju Bukittinggi maupun sebaliknya.
Saat ini, jalur ini lumpuh total karena selain jembatan putus di Toboh, juga terdapat sejumlah titik longsor di jalur tersebut.