Adanya keributan yang berakibat fasilitas di Bandung Zoo rusak, tidak membuat satwa di lokasi tersebut diperlukan perlakuan khusus.
Hanya saja ucap Rochman, adanya peningkatan pengawasan terhadap sejumlah bayi satwa yang harus diperlakukan lebih spesial dari yang lain.
“Jadi untuk malam tetap kita ada petugas yang piket malam untuk menyusui bayi orangutan (Tama). Terus juga berjaga malam di sekitar kandang untuk pemberian pakan yang sudah tidak ada,” sebut Rochman.
Sebanyak 62 orang dikerahkan untuk memelihara dan merawat satwa sejak ditutupnya operasional komersil Bandung Zoo per 6 Agustus 2025. Rinciannya adalah 54 pemelihara satwa, selebihnya adalah dokter dan operator.
Rochman menegaskan secara kasat mata seluruh satwa dalam kondisi baik pasca keributan internal. Hanya saja menjadi mengganggu jadwal makan satwa.
“Karena kemarin tuh pakan satwa sempat tertahan ya, yang biasanya burung makan di pagi hari, terus juga bayi orangutan yang biasa minum susu setiap dua jam sekali itu sedikit terhambat,” kata Rochman.
Terganggunya jadwal pemberian pakan satwa karena harus membuka kunci gerbang masuk Bandung Zoo. Namun hal itu dapat teratasi dengan cepat.
Rombongan petugas pemelihara satwa dan dokter itu bisa masuk ke area kandang pada pukul 11.30 WIB, Kamis (7/8/2025).
“Jadi ya satwa sedikit terlambat untuk diberikan makan. Tapi untuk beberapa anakan (bayi satwa) yang kita lebih khawatir. Karena tadi yang harus dua jam sekali dia minum susu, ya akhirnya sedikit menjerit-jerit lah gitu, begitu melihat orang yang biasa merawat sampai kayak nangis gitu,” tutur Rochman.
Rochman menerangkan jadwal pemberian pakan yang terganggu paling dikhawatirkannya adalah pakan satwa herbivora. Karena kelompok ini memiliki jadwal makan yang banyak. Setiap harinya kelompok satwa herbivora ini mengonsumsi pakan tiga kali sehari.
Berbeda dengan satwa karnivora, kelompok ini lebih santai dalam jadwal pemberian pakan. Kelompok satwa ini hanya diberikan pakan pada sore hari.
“Intinya kalau untuk jenis-jenis karnivora karena biasa kita ngasih di sore hari, jadi masih agak aman gitu. Nah biasanya kan untuk jenis herbivora makannya itu kan tiga kali ya, pagi-pagi, sarapan, siang makan cemilan dan sore makan rumput gitu. Nah itu mungkin yang agak terhambatnya tuh yang di pagi hari. Itu untuk siang sampai sore nya aman,” ujar Rochman.
Selain dari penyalur, Rochman menyebutkan pakan satwa juga disokong oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat (BKSDA Jabar) untuk memastikan kondisi satwa di Bandung Zoo sehat dan terawat.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5309923/original/021906800_1754645393-Bandung_Zoo_1.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)