Komunitas Brompton Nilai Tren Padel Tak Pengaruhi Minat Bersepeda Megapolitan 13 Agustus 2025

Komunitas Brompton Nilai Tren Padel Tak Pengaruhi Minat Bersepeda
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        13 Agustus 2025

Komunitas Brompton Nilai Tren Padel Tak Pengaruhi Minat Bersepeda
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Isu menurunnya minat bersepeda karena meningkatnya tren olahraga padel dinilai tidak sepenuhnya tepat.
Sejumlah anggota komunitas sepeda menyebut aktivitas gowes tetap ramai, terutama di kalangan pesepeda aktif.
Pendapat tersebut disampaikan anggota Brompton Owner Group Indonesia (BOGI) Baron Martanegara (52), yang kerap gowes di dalam dan luar negeri.
Menurut Baron, olahraga padel tidak berpengaruh signifikan terhadap minat bersepeda di lingkungannya.
“Di komunitas kami tidak terlalu berpengaruh dengan adanya olahraga padel. Kami masih banyak kegiatan acara bersepeda,” ujar Baron kepada Kompas.com, Rabu (13/8/2025).
Ia menilai olahraga yang bersifat tren atau fear of missing out (FOMO) biasanya akan redup perlahan.
“Kami yang suka bersepeda akan terus bersepeda karena ini olahraga yang minim cedera dibanding futsal, badminton, tenis, padel, atau lari,” katanya.
Baron meyakini hanya pesepeda yang benar-benar hobi yang akan terus konsisten.
“Yang benar-benar hobi akan tetap jalan terus,” ujarnya.
Pendapat senada disampaikan Djamal Hars (48), anggota Brompton Owner Group Indonesia (BOGI).
Djamal menilai isu melemahnya tren bersepeda kurang tepat sebab masih banyak acara gowes.
“Masih banyak pesepeda yang menyesuaikan aktivitasnya. Event juga masih ada,” kata Djamal.
Soal penjualan sepeda, Djamal menyebut pesepeda masih berbelanja, meski cenderung menunggu momen potongan harga besar.
“Tergantung harga sepedanya. Kalau diskon besar, biasanya baru beli,” ucapnya.
Sebelumnya, penurunan penjualan sepeda terlihat di pusat penjualan sepeda lipat mewah, Senayan Trade Center (STC), Jakarta Pusat.
Pegawai One Bike Shop, Olivia (26), mengatakan masa kejayaan penjualan terjadi saat pandemi.
“Kalau mulai sepi sih setelah Covid. Kalau Covid memang lagi rame-rame, itu lagi booming. Setelah itu penjualan menurun,” kata Olivia, Sabtu (9/8/2025).
Selain karena lalu lintas yang semakin padat, tren olahraga juga bergeser.
Banyak pelanggan kini mencoba olahraga padel, sehingga toko mulai menjual perlengkapannya.
Meski demikian, layanan servis sepeda dan penjualan aksesori tetap ramai, terutama akhir pekan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.