Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, PASAR REBO – Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) mengimbau para orangtua memberikan edukasi kepada anak-anak untuk mencegah kasus kekerasan.
Dewan Pengurus Pusat Bidang Edukasi, Sosialisasi dan Hak Anak Komnas PA, Lia Latifah mengatakan edukasi bagi anak ini penting karena anak-anak merupakan kelompok rentan korban kekerasan.
“Ajarkan anak-anak untuk tidak mudah percaya kepada siapapun. Baik orang yang tidak dikenal, maupun orang yang dikenal,” kata Lia saat dikonfirmasi di Jakarta Timur, Selasa (15/4/2025).
Pasalnya berdasar data banyak pelaku kekerasan terhadap anak yang justru merupakan orang-orang terdekat anak, baik orangtua, saudara, teman, guru, tetangga, dan orang terdekat lain.
Sehingga edukasi perlu agar anak-anak tidak mudah dimanipulasi atau dimanfaatkan pelaku kekerasan, terlebih modus kekerasan terhadap anak kini kian beragam.
Anak-anak perlu diberi pemahaman terkait batasan hal yang tidak boleh dilakukan ketika mereka bersama teman seusia, maupun batasan saat bersama orang dewasa di lingkungannya.
“Bangun komunikasi secara terbuka dengan anak-anak. Jadi orangtua lebih aware, ketika anaknya main, ketika bergaul dilihat mereka main dengan siapa, tempatnya di mana,” ujarnya.
Lia menuturkan orangtua juga harus curiga saat terjadi perubahan sikap atau perilaku pada anak, karena hal ini dapat menjadi indikasi terjadinya tindak kekerasan terhadap anak.
Komnas PA mengimbau orangtua agar dapat menjalin komunikasi yang baik dengan anak, sehingga ketika anak mengalami masalah atau kejadian mereka dapat bercerita.
Namun cara komunikasi yang dilakukan perlu diperhatikan, agar anak justru tidak merasa seperti diinterogasi saat orangtua mencari tahu penyebab perubahan sikap pada anak.
“Cara interogasi anak yang mengalami perubahan perilaku itu bukan yang secara intens, jangan ditanya kamu ngapain, tadi ke mana. Jadi ditanya tadi kamu senang enggak pergi sama orang itu,” tuturnya.
Lia mengatakan bila orangtua langsung bertanya terkait pokok masalah, maka anak-anak cenderung akan diam dan justru tidak akan bercerita terkait hal yang dialami.
Sehingga butuh pendekatan khusus agar anak-anak dapat bercerita, hal ini memungkinkan orangtua untuk mengetahui masalah anak sekaligus mencari solusi yang tepat.
“Karena anak-anak paling sulit ketika ditanya langsung dengan pokok permasalahan. Harus ditanya yang lain dulu, baru masuk ke dalam pokok permasalahan,” lanjut Lia.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
