Acara dialog ini terbagi tiga sesi, dimana setiap sesinya memiliki pembahasan yang berbeda-beda untuk merefleksikan perkembangan di era Indonesia Digital.
Pada sesi pertama, membahas mengenai Pemerintahan dan Infrastruktur Digital. Sesi ini membahas perkembangan industri digital saat ini karena peningkatan akses dan kualitas internet di Indonesia, serta bagaimana kedepannya penguatan infrastruktur digital serta strategi pemerintah dan industri dalam mengatasi digital divide, baik berkaitan dengan akses maupun literasi digital.
Prasetya Dwicahya, Digital Government Principal, Think Policy, mengungkapkan, dalam 10 tahun terakhir, Indonesia sudah berhasil untuk meningkatkan akses internet dan juga porsi ekonomi digital berkali-kali lipat. Akan tetapi ada banyak konsekuensi sosial yang juga terjadi bersamaan dengan pertumbuhan tersebut seperti masifnya perundungan digital dan judi online.
“Oleh karena itu, fokus transformasi digital untuk beberapa tahun ke depan adalah memastikan transformasi digital tersebut harus bermakna, transformasi digital yang bisa memberikan nilai tambah kepada seluruh lapisan masyarakat dan membuat masyarakat merasa aman berinteraksi di dalam ruang digital,” katanya.
Dari sisi industri OTT video streaming, Ketua Bidang Hubungan Pemerintah AVISI, Hafil Naufal Rahman, menjelaskan terdapat tantangan bersama dalam literasi digital saat ini. “Aksesibilitas tidak hanya menghasilkan peluang untuk berkembang, tetapi juga meningkatnya ancaman yang merugikan bagi industri OTT video streaming.”
Salah satu masalah utama, ungkapnya, adalah pembajakan atau penyiaran konten secara ilegal di Indonesia menjadi perhatian serius karena mengancam ekonomi digital serta perkembangan industri kreatif. “Survei AVISI tahun 2023 mengungkap bahwa meskipun sebagian besar masyarakat menyadari risiko pembajakan, banyak yang tetap memilih untuk melanjutkan mengakses konten ilegal. Kolaborasi antara pemerintah, AVISI, dan para pemangku kepentingan lainnya penting untuk mengatasi masalah ini.”
Sesi kedua, yang dimoderatori oleh Maria Angelica selaku perwakilan ITF sekaligus VP of Public Affairs Bukalapak, membahas mengenai Kebijakan Digital dan Peluang Industri dalam Era AI. Sesi ini membahas pemanfaatan AI untuk meningkatkan produktivitas industri dan daya saing global. Diskusi mencakup rekomendasi strategi pemerintah, inovasi AI di industri, tantangan implementasi, dampak sosial, serta masukan untuk mendukung inovasi dan pertumbuhan digital.
CTO DANA, Norman Sasono, berbicara mengenai urgensi investasi dalam infrastruktur digital yang memungkinkan inovasi berbasis AI berkembang pesat di Indonesia. “Industri memiliki peran penting dalam mengadopsi dan mengembangkan kecerdasan buatan (AI) secara strategis di tengah perubahan teknologi yang berlangsung cepat. Penerapan AI sebaiknya tidak sekadar mengikuti tren, tetapi harus didasarkan pada kebutuhan yang jelas dan tujuan yang terukur.”
Menurutnya, perusahaan perlu memahami tantangan spesifik yang ingin diselesaikan dan manfaat yang dapat diberikan AI, baik bagi bisnis maupun konsumen. “AI harus diterapkan untuk menjawab permasalahan yang konkret dan memberikan dampak nyata. Dengan pendekatan yang tepat, AI dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan efisiensi, inovasi, dan daya saing dalam ekosistem digital,” kata Norman Sasono.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5143460/original/087312200_1740539641-IMG_1495.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)